SIAPA MAU BERTOBAT ?

MASIH ADA WAKTU...


 Manusia adalah tempat salah dan lupa. Itu yang harus kita akui dalam melihat dosa-dosa kita, baik dosa besar maupun dosa kecil. Dalam Al-Qur'an dan beberapa riwayat Hadits, perbuatan-perbuatan dosa, baik besar maupun kecil, telah diberikan jalan atau cara untuk ganjarannya. Yang termasuk dosa besar adalah membunuh, berzina, meminum minuman keras, menuduh orang berzina, dan lain sebagainya. Namun, ada dosa yang terbesar, yaitu mensekutukan Allah SWT dengan yang lainnya.

Dosa-dosa ini termasuk tindakan kriminal dalam hukum Islam, apabila diangkat ke pengadilan si pelaku akan dijatuhi hukuman seperti yang telah ditentukan oleh ayat-ayat tersebut. Namun bila pelaku perbuatan tersebut tidak sampai ke pengadilan, misalnya karena tidak diketahui oleh aparat sehingga tidak ada yg melaporkan atau dia sendiri tidak mau mengaku kepada pengadilan, sang pelaku tetap menyandang dosa. Meskipun ia bebas dari hukuman dunia tapi ia tetap akan terancam hukuman akhirat. Apa cara yang mesti dilakukan bagi orang-orang yang telah melakukan dosa besar untuk menghindari ganjarannya di akherat kelak?

Caranya dengan bertaubat. Allah pasti menerima tobat hamba-hamba-Nya. Apakah dosa kecil maupun dosa besar, pasti diampuni. Dalam sebuah hadist dikatakan "Allah membuka pintu taubat di pagi hari agar bertaubat pelaku dosa di malam hari, dan Allah membuka pintu taubat di sore hari agar bertaubat pelaku dosa di siang hari."

Selama hayat masih dikandung badan, selama jantung masih berdetak, maka pintu taubat Allah selalu terbuka bagi siapa saja, tidak pandang peduli siapapun. Bertobat yang paling baik taubat nasuha, yaitu meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa serta menyesalnya dan berniat untuk tidak melakukan perbuatan tersebut di masa mendatang.

Pintu taubat terttup menurut riwayat adalah ketika seseorang sedang sekarat atau roh telah mencapai tenggorokan. Sedangkan batas akhir pintu taubat terbuka adalah hingga hari qiyamat. Yakinlah saudara, tobat anda pasti diterima oleh Allah SWT.

Ingat Tobat, Ingat Gito Rollies (Alm)…

Lahir dengan nama Bangun Sugito di Biak Papua, 1 November 1947, meninggal di Jakarta 28 Februari 2008.  Ia lebih dikenal dengan nama Gito Rollies.  Nama Rollies diambil dari group band asal Bandung yang personilnya di antaranya adalah Jimmy Manoppo dan Uce F Tekol.
Masa kecil dan remaja diisi dengan kenakalan remaja, mulai dari minuman keras, narkoba hingga main perempuan.

Setelah pulang dari pergi haji, ia berubah total.  Perlahan ia mengurangi pentas di dunia musik dan film.  Gito seolah menjaga jarak dengan dunia hiburan.  Publik musik Indonesia seperti kehilangan sosok penyanyi yang atraktif dan energik, penuh jingkrak2 di atas pentas.  Sebaliknya, publik menemukan sosok Gito yang menjadi Da’i, juru dakwah.

Selama tiga tahun sebelum meninggal dunia, ia berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening yang dideritanya.   Sebulan sebelum meninggal saya sempat berjabat tangan, berpelukan, dengan mata berkaca2, seolah ingin mengucapkan kata perpisahan, ia memberi nomor HP pada saya, tapi sampai ia meninggal belum pernah saya hubungi beliau.

Saya pernah dengar ceramah agamanya, sedikit mengutip ayat Quran dan hadist, lebih banyak cerita pengalaman pribadinya.  Dari kenakalan kebut2an, naik motor telanjang bulat, ditangkap beberapa kali oleh polisi.  Sampai akhirnya ia tobat.

Ketika baru pulang dari haji, ia malu untuk datang ke mesjid.  Maka ia datangi juga mesjid, tapi setelah orang2 pulang dari shalat isya berjemaah.  Saat itu ia berkenalan dengan sekelompok orang yang ada di mesjid ketika itu.  Mereka sedang itikaf, mereka adalah jemaah yang sering disebut2 dengan jemaah Tabligh.  Maka Gito pun mulai belajar ngaji dari jemaah tersebut.

Beberapa kali ia “keluar di jalan Allah”, mulai dari 3 hari hingga 40 hari.  Keliling dari mesjid ke mesjid.  Beberapa artis mengikuti jejak nya.  Salah satunya adalah Sakti SO7.   ia bahkan juga sudah sampai India, Pakistan dan Bangladesh.  Bahkan beberapa hari sebelum meninggal ia tengah dakwah keliling di daerah Padang, Sumatera Barat.  Sebelum ke Sumatera Barat itulah saya jumpa dia untuk yang terakhir kali.

.....Selamat Jalan Bang Gito!

Prof. Nur Djahjadi / Pesantrenvirtual
Share on Google Plus

About Rizal Palangiran

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

WHAT IS YOUR OPINION?