AN ADVICE FOR ME AND MY SISTERS.....
Seorang ulama berkata : Saya cari nama wanita di dalam Al Quran mulai
ayat pertama hingga terakhir. Sekali, dua kali, sepuluh kali, seratus
kali saya cari. Tidak ada nama wanita disebutkan di dalam Al Quran
selain nama Maryam. Setiap wanita disebut dengan nama suaminya: istri
Aziz, istri Fir’aun, istri Nuh, istri Luth. Bisa saja Allah menyebut
nama Asiyah, seorang wanita yang shalihah. Bisa Dia sebut nama Zulaikha,
istri seorang gubernur yang penggoda. Hanya nama Maryam yang Dia sebut.
Itu adalah untuk menjelaskan bahwa ‘Isa AS. bukan putra Allah Swt
tetapi putra Maryam. Dalam banyak sekali ayat Allah Swt sebutkan ‘Isabnu
Maryam. Ulama ahli tafsir menulis bahwa Allah SWT. tidak menyukai nama
wanita dimunculkan, lalu bagaimana wanita dibuka penutupnya dan keluar
ke mana-mana? Bagi orang muslim, nama wanita adalah malu untuk
disebutkan. Nama istri seorang muslim ditutup. Nama putri seorang muslim
ditutup. Kulit delima diletakkan di luar, kulit pisang diletakkan di
luar, kulit buah-buahan dibiarkan di luar. Tapi isi buah pisang, isi
buah delima dan buah-buah lainnya tidak ada yang dibiarkan di luar.
Kenapa para wanita ingin meniru kehidupan barat? Di sana wanita
tidak diterima sebagai ibu, sebagai anak, sebagai istri, sebagai
saudari, sebagai nenek. Yang diterima hanyalah sebagai pasangan kencan.
Diterima selama masih bisa dinikmati. Tatkala itu hilang, ditinggalkan.
Lelaki sangat tidak setia. Lebih mudah mengingkari janji dari pada
wanita. Mengobral bicara seperti burung beo. Sedangkan wanita oleh Allah
Swt diberi bakat untuk setia lebih daripada lelaki. Di sana, wanita
diperlakukan seperti sapu tangan. Untuk menyeka keringat, setelah tidak
terpakai lagi dicampakkan. Hanya sebagai pasangan kencan. Lalu ke mana
anak putri, ke mana ibu, kemana saudari?
Allah Swt memberikan kepada kita agama yang begitu indah. Terkadang
orang-orang yang bodoh menganggap kelahiran bayi wanita sebagai musibah.
Lalu marah-marah bahkan menyiksa istrinya. Apakah tidak melihat bahwa
keturunan Rasulullah Saw yang pertama adalah wanita, Zainab R.ha? Lalu
Ruqayyah R.ha? Rasulullah Saw sampaikan bahwa seseorang yang diberi anak
perempuan dan menerimanya dengan gembira, maka wajib surga untuknya.
Dan seseorang yang memiliki tiga orang anak perempuan dididik dengan
baik hingga dinikahkannya, maka antara dia dan Rasulullah Saw adalah
seperti antara jari telunjuk dengan jari tengah. Seseorang bertanya,
“Kalau dua orang anak perempuan?” “Bila seperti itu dia pun akan seperti
itu dekatnya denganku,” jawab beliau. “Bila hanya satu putri Ya
Rasulullah?” “Bila seperti itu dia pun akan seperti itu dekatnya
denganku.”
Lalu bagaimana yang tidak punya anak perempuan? Rasulullah Saw beritahukan bahwa “Barangsiapa yang memiliki dua anak perempuan atau dua sudari dalam keadaan kekurangan dan dia rawat hingga berkecukupan atau meninggal, maka wajib surga baginya.” Hari ini saudari haknya diambil. Setelah meninggalnya ibu tidak ada yang bisa menggantikan. Hubungan persaudaraan tidaklah murah, pecah hanya karena beberapa rupiah. Bahkan Rasulullah Saw anjurkan supaya tetap menafkahi mereka walaupun mereka telah menikah, dan surga wajib baginya.
Lalu bagaimana yang tidak punya anak perempuan? Rasulullah Saw beritahukan bahwa “Barangsiapa yang memiliki dua anak perempuan atau dua sudari dalam keadaan kekurangan dan dia rawat hingga berkecukupan atau meninggal, maka wajib surga baginya.” Hari ini saudari haknya diambil. Setelah meninggalnya ibu tidak ada yang bisa menggantikan. Hubungan persaudaraan tidaklah murah, pecah hanya karena beberapa rupiah. Bahkan Rasulullah Saw anjurkan supaya tetap menafkahi mereka walaupun mereka telah menikah, dan surga wajib baginya.
Allah SWT. dalam Al Quran tentang waris tidak memberikan jawaban
tentang bagian wanita, bahwa bagian wanita adalah setengah bagian
laki-laki. Tetapi Allah menjawab tentang bagian laki-laki, seolah-olah
bagian laki-laki ini diragukan berapa besarnya, dapat atau tidaknya.
Allah Saw menjelaskan bahwa laki-laki juga mendapat bagian, bagian dua
wanita itulah bagian satu laki-laki. Maka bila orang tidak memberi
bagian pada wanita, binasalah dia. Dan tidak ada yang bisa
menyelamatkan. Di sini Allah Swt menetapkan bagian wanita, lalu
memerintahkan suami untuk mencari nafkah. Menjadikan suami dalam
penunaian hak lebih utama daripada istri. Ini bukan keutamaan derajat,
tetapi keutamaan dalam hal pengaturan saja. Lelaki seluruh dunia, adakah
yang melebihi Fathimah R.ha, atau Rabiah Adawiyah?
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?