Jika semua ini berjalan sesuai dengan Fitrah
maka rahmat akan turun. Kerusakan adalah jika sesuatu yang Allah telah tetapkan
fungsinya mau berjalan diluar fungsi. Jika laki-laki ingin jadi seperti wanita
dan wanita ingin jadi seperti laki-laki inilah kerusakan.
Ciri laki-laki sejati :
1. Sholat di mesjid : perempuan sholatnya
dirumah
Di dalam Al Qur’an diterangkan hanya laki-laki yang
pergi ke mesjid, sedangkan perempuan sholatnya dirumah. Jadi laki-laki yang
sholatnya dirumah ini banci. Jika kita mau lihat bangsa ini jantan atau tidak
lihat mesjidnya, penuh atau tidak. Jika kita mau menikahkan anak kita, tanya
apakah dia sholat di mesjid atau di rumah. Jangan nikahkan anak anda yang
nantinya anak dia hanya menjadi ahli-ahli dunia saja. Targetkan menjadi Dai,
baru nikahkan.
2. Dakwah : Berani menyampaikan yang Haq dan
mengajak orang ke mesjid
Para Anbiya tidak ada yang perempuan,
semuanya laki-laki. Jadi tugas dakwah ini adalah tugas laki-laki. Laki-laki yang
tidak mau dakwah walaupun ia sholat 5 waktu ini sama seperti laki2x yang mandul
atau impotent. Malu menunjukkan kelaki-lakiannya pada orang. Tetapi tidak malu
dilihat Allah. Ego yang paling jahat adalah orang yang sibuk beragama sendirian
dan tidak peduli orang lain. Dalam riwayat seorang Abid asyik dengan ibadahnya
sendirian ketika Allah hendak menurunkan Azab Allah perintahkan dimulai dari
Abid itu. Jibril AS bertanya kenapa ? karena si abid tidak pernah merah pipinya
atau panas hatinya melihat kedzaliman disekelilingnya.
3. Menepati Janji yang telah diucapkan à Bisa
dijaga kata-katanya
Ketika dia mengucapakan kalimat maka ia
menyadari bahwa dirinya sudah berjanji di hadapan Allah, maka dia akan
sungguh-sungguh menjalankan agama ini. Seorang Sahabat diberikan Ghanimah hasil
kemenangan perang umat Islam, tetapi ia malah menangis. Nabi SAW bertanya kenapa
ia menangis. Ia menjawab, “saya perang bukan untuk mendapatkan Ghanimah tetapi
saya berperang untuk di syahidkan di jalan Allah.” Lalu Nabi SAW bersabda
: “Jika kamu benarkan Janjimu kepada Allah,
Maka Allah akan benarkan Janjinya kepadamu.”
Perintah yang paling berat di kota mekah bagi
sahabat adalah agar mereka dapat menahan diri mereka dari mengangkat pedang
karena ini perintah Nabi SAW. Sama seperti preman yang di hina atau kyainya di
hina oleh orang lalu kyai tersebut nyuruh preman itu sabar. Menurut kamu beratan
mana bagi itu preman menahan tangannya atau menghujamkan tangannya ke orang itu.
Begitulah sahabat yang mereka diperintahkan harus menahan pedangnya.
“ Seseorang tidak akan mampu mengangkat
pedang di jalan Allah sebelum ia mampu menahan mengangkat pedang karena
Allah.”
Bagaimana Ali RA ketika ia hendak menebas
leher musuhnya di medan perang lalu musuhnya meludahi. Ketika itu pula Ali RA
meninggalkan musuhnya yang akan ditebas. Melihat hal itu sang musuh mengejarnya
dan bertanya kenapa Ali RA tidak jadi menebasnya. Lalu Ali RA menjawab, “Aku
tidak jadi menebasmu karena aku takut ketika kamu meludahiku timbul rasa marah
sehingga aku takut niatku membunuh karena Allah ternodai oleh nafsu
amarahku.”
Yang namanya kemenangan bukannya menebas
leher musuh dengan ujung pedang, tetapi yang namanya kemenangan dalam Islam
yaitu ketika melihat manusia masuk Islam berbondong-bondong.
(Ust. Luthfi Al Banjary)
(Ust. Luthfi Al Banjary)
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?