Alhamdulillah. Sering kita dengar para ahbab (orang bilang Jamaah Tabligh) ketika bayan (ceramah) sering menyampaikan tentang targhib, "Sekecil - kecil iman Allah akan ganjar dengan syurga dengan SEPULUH KALI LIPAT DUNIA".. ternyata itu ada dalil-dalilnya.... shohih lagi ! :D
DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMANYA |
1) Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.” Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh. Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.” Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga SEPERTI DUNIA & SEPULUH KALI LIPAT DARINYA.” Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.” HR. Bukhari no. 6571, 7511 dan Muslim no. 186).
2) Diriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “(Nabi) Musa bertanya kepada Rabbnya: ‘Apa kedudukan terendah penghuni surga?’ Allah berfirman: ‘Yaitu lelaki yang datang setelah penduduk surga dimasukkan ke dalam surga.’ Kemudian dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam surga!’ Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, bagaimana mungkin sedangkan orang-orang telah menempati tempat-tempat mereka dan telah mengambil bagian-bagian mereka?’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Apakah kamu rela jika bagianmu seperti kerajaan raja dari raja-raja dunia?’ Ia menjawab: ‘Saya ridho wahai Rabbku.’ Allah berfirman: ‘Itu bagianmu ditambah dengan semisalnya, semisalnya, semisalnya dan semisalnya.’ Dan ia menjawab saat penyebutan yang kelima: ‘Saya ridha wahai Rabbku.’ Allah berfirman: ‘INI BAGIANMU DAN SEPULUH KALINYA serta bagimu apa yang diinginkan oleh jiwamu dan apa-apa yang dipandang enak oleh matamu.’ Ia berkata: ‘Saya ridho wahai Rabbku.’ Kemudian Musa bertanya: ‘Wahai Rabb, lantas bagaimana kedudukan tertinggi penghuni surga?’ Allah berfirman: ‘Merekalah orang-orang yang aku inginkan. Aku tanamkan kemuliaan-kemuliaan mereka dengan tangan-Ku, dan Aku beri tanda di atasnya yang tidak pernah dilihat oleh mata, di dengar telinga, dan terbetik dalam hati manusia.’
إِنِّى
لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ
الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا
فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ
فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ
يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ – قَالَ – فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ
إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا
مَلأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ
مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ
أَمْثَالِ الدُّنْيَا – قَالَ – فَيَقُولُ أَتَسْخَرُ بِى – أَوْ
أَتَضْحَكُ بِى – وَأَنْتَ الْمَلِكُ » قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ. قَالَ
فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan
dari neraka dan paling terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki
yang keluar dari neraka dengan merangkak. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.” Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh. Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.” Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh. Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.” Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga SEPERTI DUNIA & SEPULUH KALI LIPAT DARINYA.” Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.” HR. Bukhari no. 6571, 7511 dan Muslim no. 186).
2) Diriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “(Nabi) Musa bertanya kepada Rabbnya: ‘Apa kedudukan terendah penghuni surga?’ Allah berfirman: ‘Yaitu lelaki yang datang setelah penduduk surga dimasukkan ke dalam surga.’ Kemudian dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam surga!’ Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, bagaimana mungkin sedangkan orang-orang telah menempati tempat-tempat mereka dan telah mengambil bagian-bagian mereka?’ Maka dikatakan kepadanya: ‘Apakah kamu rela jika bagianmu seperti kerajaan raja dari raja-raja dunia?’ Ia menjawab: ‘Saya ridho wahai Rabbku.’ Allah berfirman: ‘Itu bagianmu ditambah dengan semisalnya, semisalnya, semisalnya dan semisalnya.’ Dan ia menjawab saat penyebutan yang kelima: ‘Saya ridha wahai Rabbku.’ Allah berfirman: ‘INI BAGIANMU DAN SEPULUH KALINYA serta bagimu apa yang diinginkan oleh jiwamu dan apa-apa yang dipandang enak oleh matamu.’ Ia berkata: ‘Saya ridho wahai Rabbku.’ Kemudian Musa bertanya: ‘Wahai Rabb, lantas bagaimana kedudukan tertinggi penghuni surga?’ Allah berfirman: ‘Merekalah orang-orang yang aku inginkan. Aku tanamkan kemuliaan-kemuliaan mereka dengan tangan-Ku, dan Aku beri tanda di atasnya yang tidak pernah dilihat oleh mata, di dengar telinga, dan terbetik dalam hati manusia.’
Perawi hadits berkata: ‘Hal ini sesuai kebenaran firman Allah: “Seorang pun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam)
nikmat yang menyedapkan pandangan mata.”
(QS. As-Sajdah: 17). (HR. Muslim).
3) Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya
kedudukan terendah penghuni surga adalah seorang lelaki yang Allah telah
palingkan wajahnya dari api neraka menuju surga, dan Allah menampakkan baginya
permisalan surga seperti pohon yang memiliki naungan. Lelaki itu berkata:
‘Wahai Rabbku, Tempatkan aku di pohon ini supaya aku bisa berlindung di bawah
naungannya.’ Lalu diceritakan tentang masuknya lelaki tersebut ke dalam surga
serta harapannya untuk masuk surga, sampai pada akhirnya disebutkan:
‘Maka ketika telah terputus angan-angannya, Allah berfirman: ‘ITU BAGIANMU DITAMBAH SEPULUH KALI LIPATNYA.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: ‘Kemudian ia memasuki rumahnya, lalu masuklah dua istrinya dari
kalangan bidadari dan keduanya berkata kepadanya: ‘Segala puji hanya bagi Allah
yang telah menghidupkan engkau untuk kami dan menghidupkan kami untukmu.’
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Lelaki itu berkata:
“Tidak ada seorang pun yang mendapatkan kenikmatan seperti yang telah aku
terima.” (HR. Muslim).
3) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, dari
Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Allah
mengumpulkan seluruh makhluk dari awal sampai akhir pada hari pertemuan yang
telah dijanjikan dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, pandangan mereka
tertunduk menunggu proses peradilan.” Lalu disebutkan kelengkapan hadits sampai
pada sabda beliau: “Kemudian Allah ta’ala berfirman: ‘Angkatlah kepala-kepala
kalian!’ Maka mereka mengangkat kepala-kepala mereka. Lalu Allah ta’ala memberi
cahaya kepada mereka sesuai dengan kadar amal mereka. Di antara mereka ada yang
diberi cahaya sebesar gunung yang menerangi di hadapannya, ada yang diberi
cahaya lebih kecil dari itu, ada yang diberi cahaya seperti pohon kurma
disebelah kanannya, dan ada yang diberi lebih kecil dari itu, hingga yang
terakhir diberi adalah seorang lelaki yang diberi cahaya sebesar ibu jari
kakinya, sesekali menyala dan sesekali padam; apabila cahayanya menyala ia maju
dan berjalan, dan apabila padam ia berhenti.’ Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: ‘Allah ‘azza wa jalla di hadapan mereka, hingga Dia
melewati neraka, lalu tersisalah bekasnya setajam pedang, licin
menggelincirkan.’
Beliau bersabda: ‘Allah berfirman: ‘Lewatilah!’ Maka mereka
melewatinya sesuai kadar cahaya yang mereka miliki; Ada yang melewatinya
seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang seperti awan, ada yang
seperti sambaran bintang, ada yang seperti angin, ada yang secepat kuda, ada
yang secepat (larinya) seorang lelaki, hingga lewatlah orang yang diberi cahaya
sebesar ibu jari kakinya dalam keadaan merangkak di atas wajah, kedua tangan
dan kakinya. Terkadang tangan dan kakinya menyungkur dan terkadang menggantung,
sedangkan pada sisi badannya terjilat api. Keadaannya terus semacam itu hingga
ia selamat.
Tatkala telah selamat, ia berdiri di atasnya, lalu berkata: ‘Segala puji
hanya bagi Allah yang telah memberiku karunia yang tidak Dia berikan
kepada orang lain, karena Dia telah menyelamatkan aku dari neraka setelah aku
melihatnya.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melanjutkan: ‘Lalu ia pergi
ke saluran air yang ada di depan pintu surga dan mandi di sana. Maka mulailah
aroma dan warna kulit penduduk surga bersemi padanya. Lantas ia melihat apa
yang ada di dalam surga dari balik pintu, lalu berkata: ‘Wahai Rabbku,
masukkanlah aku ke dalam surga.’ Allah berfirman kepadanya: ‘Apakah engkau
meminta surga padahal aku telah menyelamatkanmu dari neraka?’ Ia berkata:
‘Wahai Rabbku, buatkanlah dinding pemisah antara diriku dengan neraka supaya
aku tidak mendengar suaranya.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
melanjutkan (ceritanya) : ‘Lalu ia masuk ke dalam surga dan ia melihat atau
diperlihatkan kepadanya sebuah rumah di hadapannya, seakan-akan hanya sekadar
impian untuk bisa mendapatkan apa yang ada di dalamnya. Ia berkata: ‘Wahai
Rabbku, berilah aku rumah itu.’
Allah berfirman kepadanya: ‘Barangkali setelah
Kuberikan itu kau akan meminta selainnya?’ Ia berkata: ‘Tidak, demi
kemulian-Mu, aku tidak akan meminta selainnya. Mana ada rumah yang lebih bagus
dari itu?!’ Maka Allah memberikan rumah itu kepadanya lantas ia pun
menempatinya. Lalu ia melihat di hadapan itu sebuah rumah yang seakan hanyalah
sebuah impian baginya untuk mendapatkan apa yang ada di dalamnya. Ia berkata:
‘Wahai Rabbku, berilah aku rumah itu.’ Allah berfirman kepadanya: ‘Barangkali setelah
Kuberikan itu kau akan meminta selainnya?’ Ia berkata: ‘Tidak, demi
kemulian-Mu, aku tidak
akan meminta selainnya. Mana ada rumah yang lebih bagus dari itu?!’
Maka Allah memberikan rumah itu kepadanya lantas ia pun menempatinya. Lalu ia melihat atau diperlihatkan di hadapan itu sebuah rumah lain yang seakan hanyalah sebuah impian baginya untuk mendapatkan apa yang ada di
dalamnya. Ia berkata: ‘Wahai Rabbku, berilah aku rumah itu.’ Allah yang maha
agung berfirman:
‘Barangkali setelah Kuberikan itu kau akan meminta selainnya?’ Ia berkata: ‘Tidak, demi kemulian-Mu, aku tidak akan
meminta selainnya. Mana ada rumah yang lebih bagus dari itu?!’ Maka Allah
memberikan rumah itu kepadanya lantas ia pun menempatinya. Kemudian ia diam.
Allah yang maha agung berirman: ‘Apa yang membuatmu tak meminta lagi?’ Ia
menjawab: ‘Wahai Rabb, aku telah meminta kepada-Mu hingga aku malu kepada-Mu.
Aku telah bersumpah kepada-Mu hingga aku malu kepada-Mu.’ Allah yg maha agung
berfirman: ‘Tidakkah engkau ridho bila Aku memberimu (kekayaan) semisal dunia
sejak Kuciptakan hingga hari Aku menghancurkannya, dan bahkan SEPULUH KALI LIPATNYA ?’ Ia berkata: ‘Apakah Engkau meledekku padahal Engkau adalah Rabbul
‘Izzah (Tuhan yang Maha Perkasa)?’ Maka Allah ta’ala tertawa karena perkataannya.
Dia berfirman: ‘Tidak, tetapi Aku Maha Kuasa untuk melakukan itu maka
mintalah!’ Lantas ia berkata: ‘Kumpulkanlah aku bersama penghuni surga
lainnya.’
Maka Allah ta’ala berfirman: ‘Kumpulkan ia bersama penghuni surga
lainnya!’ Lalu ia pergi sembari berlari-lari kecil di dalam surga. Ketika telah
dekat dengan penghuni lainnya, dinampakkan untuknya sebuah istana dari mutiara,
lalu ia menyungkur sujud. Lantas dikatakan kepadanya: ‘Angkat kepalamu, apa
gerangan yang terjadi padamu?’ Ia menjawab: ‘Aku melihat Rabbku –atau
diperlihatkan Rabbku kepadaku-‘, lalu dikatakan kepadanya: ‘Itu adalah salah
satu tempat tinggalmu.’ Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:
‘Kemudian ia dipertemukan dengan seorang lelaki, lalu ia hendak sujud
kepadanya, maka dikatakan kepadanya: ‘Hei, apa gerangan yang terjadi padamu?’ …
Lalu lelaki itu berkata: ‘Saya adalah salah satu di antara penjaga dan
budakmu. Saya membawahi seribu orang yang sama seperti saya ini.’ Beliau
shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Lalu ia berjalan di depannya hingga
dibukakan pintu istana itu untuknya. Istana itu terbuat dari mutiara besar yang
berongga. Semua atap, pintu, penutup dan kunci-kuncinya terbuat dari mutiara.
Pada istana tersebut terdapat permata-permata hijau yang bergaris-garis merah (di
dalam permata itu terdapat tujuh puluh pintu yang masing-masing pintunya sampai
ke permata hijau yang bergaris-garis). Setiap permata menghubungkan permata
lain yang berbeda warnanya.
Di dalam setiap permata terdapat ranjang-ranjang,
istri-istri dan pelayan-pelayan. Yang terendah di antara mereka adalah bidadari
yang bermata jeli. Padanya terdapat tujuh puluh pakaian, dan sumsum betisnya
bisa terlihat di balik pakaian-pakaiannya tersebut. Hatinya adalah cermin
suaminya, dan hati suaminya adalah cermin baginya. Setiap kali suaminya
berpaling sekali darinya, maka bertambahlah kecantikan istrinya tersebut di
mata suaminya tujuh puluh kali lipat dari yang sebelumnya. Dan setiap kali
istrinya berpaling sekali darinya, maka bertambahlah ketampanan suaminya tersebut
di mata istrinya tujuh puluh kali lipat dari yang sebelumnya. Ia berkata kepada
istrinya: ‘Demi Allah, kecantikanmu bertambah tujuh puluh kali lipat di
mataku.’ Dan istrinya juga berkata kepadanya: ”Demi Allah, ketampananmu juga
bertambah tujuh puluh kali lipat di mataku.’ Lalu dikatakan kepadanya:
‘Muliakanlah!’ Lalu ia pun dimuliakan. Lantas dikatakan kepadanya: ‘Kerajaanmu
sejauh perjalanan seratus tahun, yang mana matamu bisa memandangnya.’ Perawi
berkata: Lalu ‘Umar berkata: “Tidakkah kau mendengar apa yang diceritakan Ibnu
Ummi ‘Abdin (yakni Ibnu Mas’ud) kepada kita, wahai Ka’ab, tentang kedudukan
terendah penghuni surga, lantas bagaimana dengan kedudukan mereka yang paling
tinggi?”
Ia menjawab: “Wahai Amirul Mukminin! (Kedudukan mereka) belum pernah di
lihat mata dan terdengar oleh telinga. Sesungguhnya Allah ta’ala telah
menciptakan sebuah tempat tinggal yg di dalamnya berisi apa saja yg Dia
kehendaki; istri-istri, buah-buahan dan berbagai macam minuman. Kemudian Dia
menutupnya sehingga tidak ada seorang makhluk pun yang melihatnya, tidak Jibril
dan tidak pula malaikat lainnya. Kemudian Ka’ab membaca firman Allah:
“Seorang pun tdk mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu
(bermacam-macam nikmat) yg menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)
Ia berkata: “Dan Allah menciptakan selain itu dua surga, Dia menghiasi dan
memperlihatkannya kpd makhluk yang Dia kehendaki. Kemudian ia melanjutkan
(perkataannya): ‘Barangsiapa catatan amalnya berada di ‘Illiyyin, maka ia
tinggal di tempat itu yg belum pernah dilihat seorang pun. Hingga ada seorang
yg tercatat dalam ‘Illyyin keluar dan berjalan di wilayah kerajaannya. Lalu tidak
ada satu kemah pun di surga kecuali ia masuki dari cahaya wajahnya. Maka para
penghuninya menyampaikan kabar gembira dgn aroma tubuhnya.
Mereka berkata: “Oh
alangkah menawannya aroma ini! Ini adalah aroma lelaki dari ahli ‘Illyyin telah
keluar berjalan di wilayah kerajaannya.” ‘Umar berkata: “Celaka wahai Ka’ab!
Hati ini telah lepas terurai, maka peganglah ia (beliau meminta tambahan
penjelasan, pent)!” Lalu Ka’ab berkata: “Demi Dzat yang jiwaku ada di
tangannya, sungguh nanti pd hari kiamat neraka memiliki dengusan yg panjang,
dan tidak ada malaikat yang terdekat dan juga seorang nabi pun yang diutus
melainkan pasti berlutut, hingga (nabi) Ibrahim khalilullah akan
berkata: ‘Ya Rabbku, selamatkan aku, selamatkan aku.’ Bahkan apabila engkau
memiliki amal tujuhpuluh orang nabi yang ditambahkan ke amalmu, niscaya engkau
tetap mengira tak akan selamat.’
(Disebutkan oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib, dan beliau
berkata: “Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya, Ath-Thabrani dan Al-Hakim
(dengan lafazh) seperti ini dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu secara marfu’
(sanadnya tersambung kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam). Dan beliau
mengeluarkannya secara mauquf pada Ka’ab mulai dari perkataannya:
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan sebuah tempat tinggal…sampai akhir
hadits.” Dan salah satu jalan yang diriwayatkan Ath-Thabrani adalah shahih, dan
lafazh ini miliknya. Al-Hakim berkata: “Sanadnya shahih”Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Sesungguhnya kedudukan terendah penghuni surga adalah
seorang yang memiliki seribu pelayan, setiap pelayan memiliki tugas
khusus yang tidak dikerjakan temannya.” ‘Abdullah (bin ‘Amr) berkata:
“Lalu beliau shallallahu alaihi wasallam membaca ayat ini (yang artinya): “Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.” (Q.S. Al-Insan:20).”. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).. tuh... Ulama wahabi, Syeikh Al Albani rahimullah aja bilang shohih.... :D
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?