Peta Negara India |
Cak Nur (almarhum Nurcholis Madjid), terlepas dari pro-kontra pemikirannya, adalah seorang yang cukup banyak melakukan kajian terhadap pemikiran Islam di India dan Persia. Dalam suatu kesempatan, Cak Nur pernah bercerita bahwa di wilayah Anak Benua India masih banyak terdapat orang-orang yang mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk agama, mengkaji dan menulis kitab, berdakwah, melakukan latihan-latihan ruhani dan berbagai aktifitas keagamaan lainnya. Cak Nur tidak menyebut satu nama atau keluarga ketika memberikan paparan tersebut.
Ada beberapa nama yang menonjol dalam pengabdian ini, salah satunya adalah keluarga Kandhlah. Keluarga ini sejak berabad-abad yang lalu terkenal sebagai keluarga yang memberikan pengorbanan diri, harta dan jiwanya demi agama. Syaikh Abul Hasan Ali Nadwi dalam kitab “Halaat Masyaikh Kandhlah” bercerita cukup panjang lebar tentang keluarga ini.
“Di seluruh Hindustan (India) demikian banyak alim ulama, shalihin,ahlullah, yang memiliki keutamaan dalam sifat, ilmu, akhlak, kesalehan, kecerdasan, kesungguhan dan kedekatan mereka kepada Allah. Namun di antara mereka terdapat satu keluarga yang benar-benar istimewa dalam pengkhidmatan mereka terhadap agama, yaitu keluarga Jhanjanah dan Kandhlah, keduanya dari wilayah Muzhaffar Nagar. Mereka adalah keluarga Shiddiqi (keturunan sahabat Abu Bakar asshshidiq).
Senantiasa lahir dari keluarga mereka dalam setiap zaman, alim ulama, fudhala, auliya yang demikian istimewa. Dalam setiap pergerakan agama, mereka senantiasa menjadi tokoh terdepan. Waktu-waktu mereka banyak digunakan hanya untuk agama, sehingga hampir dipastikan keseluruhan mereka menjadi faqih, mufti, ulama, sufi, ahli sunnah, ahli ruhaniyah, syaikhul akhlak selama berabad-abad (dari abad VIII hingga abad XV Hijriah ini). Mereka lah yang terkenal dalam perjuangan dan pentablighan iman, ilmu, tasawuf, fiqih dan sebagainya.”
Kegairahan dalam mereka dalam bidang agama ini tidak hanya terdapat di kalangan kaum lelaki saja, kegairahan yang tak kalah hebat juga terdapat di kalangan kaum wanitanya, juga di kalangan anak-anak mereka.
Dalam risalah yang lain, Syaikh Abul Hasan Ali Nadwi juga menulis, ” Dari mereka (keluarga Kandahlawi) lahir lebih dari 4.000 ulama, muallimin, dai, mushonif, qadhi, mufti, auliya. Semua lahan perjuangan agama, mereka lah yang menguasainya”.
Dalam kitab Sirat Syaikh Muhammad Yahya juga ditulis kesaksian tentang keluarga ini. “Keluarga ini benar-benar dirahmati oleh Allah. Tidak diragukan lagi mengenai kaum lelakinya, namun sungguh tidak jauh berbeda keadaan kaum wanitanya. Rumah-rumah mereka senantiasa berisikan cahaya-cahaya amalan dan ketakwaan, sehingga dalam kurun waktu yang sangat panjang, berabad-abad lamanya, rumah-rumah Kandhlah telah menjadi markaz agama. Hampir dipastikan rumah-rumah mereka menjadi saksi bagaimana para penghuninya senantiasa sibuk dengan shalat-shalat sunnah, tilawah Alquran, dzikrullah. Dan anak-anak mereka senantiasa dalam didikan sunnah. Khususnya pada bulan ramadhan, akan terlihat suatu pemandangan ajaib dan luar biasa, dimana kaum wanita berlomba-lomba mengkhatamkan Alquran setiap harinya secara hafalan, sehingga ribuan Alquran dapat dikhatamkan dalam sekali sebulan di kampung Kandhlah”.
Beberapa nama yang kita kenal dari keluarga ini antara lain ; Maulana Muhammad Ismail, Maulana Muhammad Yahya, Maulana Muhammad Ilyas, Maulana Yusuf, Maulana Inamul Hasan, Maulana Zakariya, Maulana Idris, Maulana Ihtisyamul Hasan, Maulana Harun, Maulana Talha dan masih banyak lagi yang lainnya, termasuk yang sekarang menjadi penanggungjawab di Markaz Dakwah Nizamuddin India, Maulana Saad Kandahlawi.
*Sumber Buku Otobiografi Zakariyya Kandahlawi, Alih Bahasa Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Pustaka Nabawi, Cirebon, Tanpa tahun
source : just click !
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?