Mereka berkata,"Tidak
sepatutnya Berdakwah Kepada Sesama Muslim. Mengapa
Jamaah Tabligh Tidak
Mendakwahi Mereka Orang-orang Kafir, Agar Memeluk Islam ?”
Ungkapan di atas secara
tidak langsung telah menzhalimi keagungan dakwah dan Amar Ma’ ruf nahi mungkar.
Mereka telah menyembelih keagungannya dengan menganggap bahwa dakwah hanyalah
untuk orang-orang kafir, dan kaum muslimin tidak berhak atas dakwah. Padahal
dakwah itu luas. Allah sendiri berdakwah kepada manusia. Allah berfirman,
"Dan Allah mengajak ke
surga.”
"Dan Allah mengajak
untuk menuju ke (surga) Darussalam.”
Semua firman Allah adalah dakwah kepada orang-orang beriman. Allah pun
menyeru orang-orang beriman agar memperjuangkan keimanannya, padahal mereka
sudah beriman. Seperti firman Allah; "Hai orang-orang yang beriman,
berimanlah kalian…” "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah….”
"hai orang –orang yang
beriman taatlah…”dan berbagai ayat lainnya.
Berulang-ulang orang
beriman diseru dengan kalimat; 'wahai orang-orang beriman…! Dengan demikian,
bukan sesuatu yang salah, jika mendakwahkan keimanan kepada sesama orang
beriman.
Kewajiban Saling Menasehati Sesama Muslim
Jika Allah sendiri telah
mendakwahi orang-orang beriman, maka apakah tercela jika seorang mukmin
mendakwahi dan mengingatkan mukmin lainnya mengenai keimanan dan ketaatan?
Sesungguhnya Allah telah menekankan kepentingan
dakwah dan beramar ma’ruf nahi mungkar kepada sesama mukmin .
Allah berfirman,"Dan
berikanlah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”
"Dan berilah
peringatan. Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang beriman.”
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu sungguh dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman,
dan beramal shaleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan yang saling
menasehati dalam kesabaran.”
“orang-orang yang beriman
lelaki yang dan orang-orang yang beriman perempuan sebagian mereka adalah
penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan mentaati
allah serta Rasul-Nya.”
“Sebagian pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman.” Dan masih banyak lagi ayat-ayat sejenis,
yang menunjukkan secara jelas bahwa orang beriman pun diperintah untuk saling menasehati, karena sesungguhnya
orang beriman pun memerlukan ajakan kepada keimanan dan ketaatan.
Diperkuat juga oleh
hadits-hadits Nabi saw., yaitu;
Anas bin Malik
ra.meriwayatkan,"Apabila Abdullah bin Rawahah bertemu dengan seseorang
diantara sahabat ra., ia berkata, “kemarilah, kita beriman kepada Allah
sesaat.” Maka berkatalah suatu hari ia seperti demikian kepada seorang, dan
orang itu marah, sehingga dating kepada Nabi saw., dan berkata,"Ya
Rasulullah,bagaimanakah ini Ibnu Rawahah, ia menawarkan keimanan kepadamu
dengan keimanan sesaat?”
Maka bersabda Nabi saw., "Semoga Allah
merahmati Ibnu Rawahah, sesungguhnya ia menyukai majelis-majelis yang para
malaikat berbangga-bangga denganya.”
Dalam riwayat Baihaqi
disebutkan,"….orang itu berkata ,"Apakah kita bukan orang beriman?”
Ibnu Rawahah berkata,"Benar, namun mari kita mengingat allah sehingga
menambah keimanan kita.”
Imam Nawawi rah.a. berkata mengenai maksud 'beriman sesaat…; Mari Kita
bermudzakarah mengenai kebaikan-kebaikan, hokum-hukum akherat dan urusan-urusan
agama, sesungguhnya hal itu disebut iman.”
Dari Abu dzar ra., “Umar ra. suka memegang tangan seseorang atau dua
orang dari kalangan sahabatra., lalu berkata," Mari bersama kami
meningkatkan keimanan.”
Aswad bin Hilal berkata, “kami berjalan bersama Muadz ra.,maka ia berkata
kepada kami,"duduklah bersama kami untuk beriman sejenak.”
Umar ra. berkata," aku tinggal di Kampung Bani Ummayah bin
Zaid di sekita Madinah bersama tetangga orang Anshar. Dan kami bergiliran untuk
turun menemui Nabi saw..sehari dia turun, dan giliran sehari aku turun. Apabila
giliranku turun, maka aku akan mendatangi dengan membawa kabar pada hari itu mengenai
hokum-hukum agama.Dan apabila giliran dia turun, maka ia pun akan
melakukan sepertiku.”
Dari Anas ra., Rasulullah saw. Bersabda," tolonglah saudaramu yang
zhalim dan yang dizhalimi,” Seseorang bertanya,"Ya Rasulullah tentu aku
akan menolong orang yang dizhalimi, lalu bagaiman aku menolong orang yang
zhalim?” beliau bersabda, "Cegahlah ia dari berbuat zhalim, maka itu
berarti kamu menyelamatkan saudaramu.” Jarir bin Abdullah ra. berkata,"aku
telah berbait dengan rasulullah saw. untuk mendirikan shalat, memberikan zakat
dan menasehati muslim.” Dari Tamim Ad-Dari ra.,
bahwa Nabi saw.bersabda," Agama itu nasehat.”kami berkata," bagi
siapa, ya Rasulullah?” beliau bersabda," Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-
Nya, bagi para pemimpin umat Islam, dan bagi masyarakat umumnya.”
Semua hadits-hadits diatas, menjelaskan di antara hak sesama orang
beriman adalah saling menasehati dan saling mengingatkan dalam urusan ketaatan
dan kebaikkan. Dengan demikian, tidak salah jika jamaah Tabligh bergerak
diantara orang-orang beriman untuk saling meningkatkan keimanan dan keshalehan.
Bahkan dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa saling menasehati dan mengajak
kebaikan adalah kewajiban sesama muslim.
Sayyid Abul Hasan Ali An- Nadwi berkata,"Untuk saat ini umat islam
sangat memerlukan sesuatu yang dapat menumbuhkan perasaan berhajat dan perasaan
memerlukan terhadap kepentingan agama. Diperlukan gairah menyampaikan, yaitu
bagaiman seorang muslim merasa peduli bagaimana menjadikan dirinya sebagai muslim
yang sebenarnya. Hal ini tidak akan dapat terwujud tanpa adanya pengarahan
untuk berkorban demi agama. Apabila perasaan ini telah tumbuh pada diri kaum
muslimin, maka tahapan-tahapan selanjutnya akan menjadi lebih mudah.”
Umat Islam Adalah Teladan
Bagi Umat Lainnya
Sesungguhnya umat Islam adalah umat yang dicontoh dan ditiru oleh umat
yang lainnya. Allah berfirman,
“Dan tidaklah kami
mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
“kalian adalah sebaik-baik
umat, yang dikeluarkan untuk manusia. Kalian menyuruh kepada kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Allah.”
Dengan demikian, menyiapkan
dan meningkatkan kualitas umat ini untuk menjadi umat yang terbaik adalah usaha
yang lebih di dahuluhkan dari pada mengajak umat lain kepada Islam.
Sayyid Sulaiman An-Nadwi menulis,'Diantara maraknya pergerakan-pergerakan
agama di India,usaha dakwahdan tabligh ini adalah usaha yang paling mendekati
usaha yang telah di lakukan pada masa kurun awal. Dimana usaha dakwah dan tabligh,amar
ma’ruf nahi mungkar, adalah tulang punggung Islam. Padanya sangat bergantung
asas Islam, kekuatan Islam, keluasan Islam dan kejayaan Islam dapat terwujud.
Dan inilah yang diperlukan oleh umat di seluruh dunia. Menjadikan seorang
muslim itu muslim yang sebenarnya lebih penting dari pada menjadikan orang yang
non muslim kepada muslim. Sesuatu yang lebih penting untuk merubah dari sekedar
nama Islam kepada kehidupan Islam. Merubah dari muslim perkauman, menjadi
muslim yang beragama. Perhatikan alquran yang telah menyeru, “hai orang-orang
yang beriman, berimanlah ..”Inilah yang semestinya hari ini didengungkan dan
digaungkan ke seluruh pelosok.Dari kota ke kota,dari kampung ke kampung dari
gang-gang.dan yang hanya mampu melaksanakan hal ini adalah orang-orang yang
merelakan waktunya, hartanya, dirinya dan segala kesenangan duniawinya,rela
menghadapi segala kesusahan dan rintangan dalam mendakwahhkan agama.”
Atas maksud tersebut,sangat diperlukan gerakan kaum muslimin di
tengah kaum muslimin sendiri untuk meningkatkan keimanan dan keshalehan.
Sayyid Abul Hasan Ali An-Nadwi berkata, “Dengan usaha syaikh Ilyas ini,
yaitu seseorang keluar dari rumahnya untuk belajar agama, hal itu sangat
bermanfaat bagi dirinya dan diri muslim lainnya. Akan muncul suatu suasana amal
dan dakwah di tengah kesibukan mereka dalam pekerjaan dan rumah tangga mereka.”
Dengan kembalinya kaum muslimin kepada keimanan dan ketakwaan yang benar,
hal itu menjadi dakwah bila hal kepada orang-orang non muslim yangpada hari ini
hidayah mereka masih terhalang oleh perbuatan kaum muslimin sendiri yang
melanggar ajaran Islam.
Pengiriman Jamaah Dakwah kepada Sesama
Muslim
Pengiriman jamaah dakwah kepada sesama muslim
agama, bukanlah belum atau yang diada-adakan oleh Jamaah Tabligh. Sebelumnya ,
telah banyak jamaah-jamaah dikirimkan oleh Rasulullah saw. Dan para sahabat
ra.untuk penyebaran dan penegakkan agama.
Seseorang bertanya kepada Mufti Darul Ulum Deoband-mufti Mahmud Hasan
Ganggohi --;'Mengapa Jamaah Tabligh mendatangi sesama kaum muslimin padahal
pada zaman Rasulullah saw. yang didatangi adalah orang-orang kafir? Adakah
ketentuan hadist bahwa rasulullah saw. menjumpai orang-orang muslim sebagaimana
yang dilakukan dalam tabligh?
Mufti menjawab, “Pentablighan para sahabat kepada orang-orang di kufahdan
orang-orang muslim di Qorqoisa dapat anda lihat dalam kitab Fathul qodir jilid
pertama. Umar ra.pernah mengirim Ma’qalbin Yasar, Abdullah bin Mughofal, dan
yang lainnya dalam jumlah menuju ke Syam. Jamaah ini pergi untuk menjumpai kaum
muslimin di sana.”
Syaik Muhammad Zakariyya menulis di dalam bukunya ketika dikatakan
kepadanya bahwa cara tabligh ini tidak pernah ada pada zaman ralulullah saw..
Tidak pernah kaum muslimin dikirim untuk menjumpai sesama kaum muslimin.
Oleh karenaitu, hal ini (Khuruj Fii Sabilillah ) adalah bid’ah.
Beliau menjawab, “mengenai hal ini, syaikh Muhammad Yusuf di dalam
kitabnya Hayatus sahabat menulis puluhan kisah, bahwa nabi saw. Pernah
mengirimkan jamaah – jamaah kepada sesama muslim. Masalah ini tertulidalam satu
bab, yaitu ‘Bab Pengiriman Sahabat Beberapa
Negeri untuk Mengajarkan Agama’.Rincian mengenai riwayat –riwayat
tersebut,adalah sebagaiman yang akan dipaparkan di bawah ini ;
Urwah bin Zubair menyatakan bahwa sebagian kaum Anshar telah berimaan
kepada rasulullah saw., dan mereka telah membawa kebaikan bagi seluruh penduduk
Madinah. Pada musim haji tahun berikutnya kaum Anshar Madinah mengirim untuk
meminta agar dikirim seorang da’I yang dapat mengajar dalam mendalami Alquran.
Dengan adanya orang seperti, maka akan memudahkan sesorang masuk Islam.
Rasulullah saw. pun mengutus Mus’ab bin Umair ra.. dan di Madinah beliau
tinggal di rumah As’ad bi Zurarrah. Selama di sana, mus’ab selalu mengajak
orang-orang masuk Islam dan Alquran di ajarkan kepada mereka (yang sudah masuk Islam)
sehinggah tidak satu rumah pun di kota Madinah yang tidak masuk Islam. Dan
termasuk tooko terpandang di kota itu yaitu masuk Islamnya Amir bin Jamuh, maka
ia menghancurkan berhalanya, kemudian Mus’ab bin Umair kembali ketempat
Rasulullah saw. Dan mus’ab bin Umair diberi julukan muqri, yaitu seseorang yang
pandai dalam membaca Alquran.
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Abdu Qais ra. Datan gbersama rombongan ke
tempat Rasulullah saw.. Beliau bersabda kepada mereka, “Aku perin tah kepadamu
empat hal, dan jauhilah empat hal, yaitu : Berimanlah kepada Allah dengan
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan dan menginfakkan 1/5 bagian harta rampasan. Dan
aku melarangmu dari empat hal :Jauhilah meminum minuman keras, baik dari
perasaan anggur, gandum, kurma, atau thalis – dan ada tambahan—beliau berkata, “Ingatlah
hal itu dan kamu sapmai kepada orang – orang yang tidak ikut.”
Dari Ashim Umar ra., bahwa ada beberapa orang dari Kabilah Adhaldan Qoroh
datang kepada Rasulullah saw..mereka berkata, “di kampong kami ada beberapa
orang sudah masuk Islam. Kirimkanlah bersama kami diantara sahabat-sahabatmu
untuk membacakan kepada kami Alquran dan memahamkan Islam kepada kami.
“Kemudian rasulullah saaw,mengirimkan jamaah yang terdiri dari empat orang.”
Dari Anas ra., bahwa Abu Ubaidah ra. dikirim untuk memahamkan sunnah dan
Islam kepada umat Islam di sana.
Dari Abu Musa Al – Asy’ri ra., bahwa Rasulullah
saw. Mengirimkan Muadz bin Jabal dan abu musa Al –asy’ari ke Yaman
untuk mengajarkan agama kepada orang –orang Islam di sana.
Amr bin Yasir ra. Berkata, “rasulullah saw mengirimku ke Kabilah Qois
untuk mengajarkan syariat Islam. Ternyata di sana, kujumpai mereka laksana
unta-unta yang buas. Mereka tidak memiliki kepedulian kecuali mengenai kambing
dan unta. Aku pun kembali menjumpai rasulullah saw..beliau bersabda, “Hai Amr
apa yang kamu lakukan ?!” Kuceritakan kepada beliau keadaan kaum tersebut dan
kelalaiannya. Beliau bersabda, “ hai Amar, maukah kuberitahukan yang lebih aneh
kepada mereka? Yaitu kaum yang mengetahui Agama namun mereka lebih
melalaikannya.”
Dan masih banyak lagi kisah
– kisah seperti ini yang tertulis di dalam kitab-kitab sejarah para
sahabat. Jelaslah bahwa telah dikirikkan jamaah – jamaah kepada kaum kuffar
untuk Hidayah ke atas mereka, dan juga telah dikirimkan jamaah – jamaah kepada
kaum – kaum muslimin untuk mengingatkan kepada Agama.
Berdakwa Ke Non – Muslim
Allah berfirman, “Tidak ada paksaan dalam agama.”:
Dari Ibnu Abbas ra., Ada seorang wanita yang selalu kematian anaknya.
Lalu dia bernazar, jika anaknyahidup, dia akan membuatnya beraga Yahudi.
Setelah Yahudi bani Nadhir diusir (dari Madinah ), ditengah mereka ada anak –
anak Anshar mereka berkata, “kami tidak akan biarkan anak –anak kami,” Maka Allah
menurunkan ayat ; “Tidak ada paksaan dalam Agama…”
Syaikh Zakariyyah rah.a. berkata, “Ayat ; tidak ada paksaan pada agama..’
itu adalah hak orang kafir. Mereka tidak bias dipaksa dengan pedang untuk
beriman. Berbeda terhadap orang – orang muslim. Rasulullah saw. Bersabda,
“Barang siapa melihat kemungkaran ubahlah dengan tangannya. Apabila tidak
sanggup, maka ubahlah dengan lisannya. Apabila tidak sanggup ubahlah
dengan hatinya. Dan hal itulah selemah – lemah
iman.”
Allah berfirman, “Maka
apakah engkau hendak memaksa manusia sehingga mereka itu semua menjadi
beriman?”
Buya HAMKA menulis, “
kewajiban Rasul bukanlah memaksa, melainkanmenyampaikan, memberi dakwah,
menerangkan bahaya yang mengancam bagi orang yang tidak mau percaya dan memberikan
kabar gembira kepada siapa yang beriman. Paksaan hanya akan menimbukan banyak
korban, namun tidak menunjukkankebijaksanaan.”
Syaik Aiman Abu Syadzi menyatakan, “dakwah untuk Islam kepada umat lain
kepada kebajikan tidak menuntut setiap orang untuk melakukannya, walaupun
dakwah itu merupakan kewajibanya. Hal ini disebabkan setiap orang tidak
memiliki memampuan untuk itu, sebagaiman kewajiban haji,
sebagai fardhu’ain, tetapi dilaksanakan bagi yang
mampu.”
Ketika para sahabat ra. telah menerapkan islam dalam kehidupan mereka
secara sempurna, maka orang –orang non muslim yang melihat kehidupan sahabat
ra., dengan sendirinya hidayah pun menghampiri mereka. Dan tanpa paksaan,
mereka berbondong-bondong masuk ke dalam Islam.
Diriwayatkan dari Utsman bin Abil Ash ra.,bahwa kaum Tsaqif dating pada
masa Rasulullah saw. Dan mereka ditempatkan di dalam masjid agar tersentuh hati
mereka. Melihat gaya hidup para sahabat ra..
Dari Athiyyah bin Sufyan ra., telah datang orang –orang Tsaqif kepada
Rasulullah saw. Pada bulan Ramadhan. Mereka ditempatkan di salah satu kubah di
dalam masjid. Begitu nasuk Islam, mereka pun turut berpuasa bersama Rasulullah
saw..
Dari Abu Hurairah ra.,rasulullah saw. pernah mengutus sepasukan berkuda
ke arah Najed. kemudian mereka membawa seorang tawanan dari Bani Hanifayah
bernama Tsumamah bin Utsal—pemimpin penduduk Yamamah – lalu para sahabat
mengikatnya di sebuah tiang masjid. Selanjutnya Rasulullah saw. Mendatanginya
dan bertanya, “Apa kabarmu, hai Tsumamah ?” jawabnya, “Aku baik-baik saja,hai
Muhammad. Jika engkau membunuhku, maka engkau menumpahkan darah. Jika engkau
memberi kesenangan (membebaskannya), maka engkau memberi kesenangan kepada
orang yang pandai bersyukur. Dan jika engkau menginginkan harta, mintahlah,
pasti engkau akan diberi sesukamu.” Maka rasulullah saw. Membiarkannya.
Keesokan harinya, beliau bertanya, “Apa kabar, hai Tsumamah?” Tsumamah
mengulangi lagi jawabannya seperti kemarin. Setelah itu dibiarkan lagi oleh
beliau saw..keesokan harinya lagi, beliau memeriksanya kembali, lalu beliau
bersabda, “Lepaskanlah Tsumamah!” Tsumamah pun pergi ke sebuah kebun di dekat
masjid. Disana ia mandi, lalu memasuki masjid, dan berkata, “Aku bersaksi bahwa
tiada tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan – Nya.”
Demikianlah kesibukan Jamaah Tabligh. Mereka bergerak saling mengingatkan
kaum muslimin untuk meningkatkan ketakwaan dan ketaatan mereka kepada Allah.
Dan ketika hal itu terjadi, maka akan menjadi sebab hidayah bagi umat non
muslim.
Di sini saya sertakan salah satu kejadian yang sangat mendukung
pernyataan di atas. Yaitu pada Ijtima’ di Shelfeid Inggeris pada bulan Juli
1973.
Hafizh Muhammad Patel
menceritakan hal ini dalam tulisannya berikut ini ;
“Ijtima itu di hadiri oleh 10.000 orang dari 28 negara selama tiga hari
berturut. 500 orang tamu dari Saudi Arabia, Amerika, Jerman, Brazil, Kenya,
Prancis, Norwegia dan sebagainya ikut hadir. Pada hari terakhir, dari ijtima’ itu
dikeluarkan 45 jamaah keluar Inggeris. Sedangkan sebelum sebelum ijtima’ itu
telah bergerak di sekitar Inggeris kurang lebih 500 orang. Dan 500 orang lagi
di dalam inggeris setelah ijtima’.
Peristiwa ijtima; itu sendiri adalah sesuatu yang menakjubkan. Banyak orang–orang bule
ataupun negro non muslim yang tersentuh dengan pemandangan ijtima’ yang
mereka saksikan. Bahkan anggota –anggota kepolisian Inggeris yang menjaga dan
mengawasi ijtima’ berkata, “Sungguh inilah agama yang benar !tidak pernah
kulihat perkumpulan ribuan orang yang demikian tenang dan tertib. Tidak ada
pencurian, tidak ada perkelahian, tidak ada keributan sedikit pun, bahkan satu
sama lainnya saling menghormati dan mendahulukan orang lain. Tidak ada
ketidaktertiban sama sekali.” Dan dari awal perkkumpulan itu saja 15 orang
langsung masuk Islam. Kesemua muallaf itu langsung turut serta khuruj empat
bulan di jalan Allah. Dan dari kawasan – kawasan yang mereka datangi berbondong
– bondong orang masuk Islam.”
Banyak diantara mereka ada yang berkata, “Sudah berbulan kota kami
diliputi salju dan hujan. Namun sungguh ajaib selama tiga hari itu dan lima
belas hari setelahnya, tidak ada setetes hujan pun yang turun. Dan langit
demikian cerah. Sungguh adalah karena kebaikan orang – orang ini.”
Ada juga seorang jurnalis
Nasrani yang sangat terkenal. Ia berkata, “Saya sudah meliputi tiga puluh tujuh
konferensi Islam di berbagai negara di selurauh dunia, tetapi justru saya
dapatkan konferensi Islam yang sungguh – sungguh islami itu sendiri.” Akhirnya
ia tertarik dengan Islam dan memeluk Islam.
Ada beberapa pendeta yang pada kesempatan itu ikut hadir dalam
ijtima’ tersebut. Ia sangat tersentuh dengan suasana ijtima’. Dan ketika ia
mendengar Kolonel Amiruddin Canada memberikan bayangan, ia menyatakan, bahwa
apa-apa yang di bayangkan sudah terlihat dalam kenyataan suasana ijtima’ pada
saat itu.
Ada juga seorang non muslim tua berumur 80 tahun. Ia berkata, “Sepanjang
hidupku, tidak pernah kusaksikan kehidupan kaum muslimin yang demikian sebagaiman
dalam pertemuan ini. Tidak aneh jika selama tiga hari itu hujan tidak turun,
dan langit demikian cerah.”
Kejadian-kejadian seperti ini bukan sekali dua kali terjadi pada Jamaah
Tabligh. Berbagai peristiwa serupa telah terjadi di berbagai belahan dunia yang
telah didatangi oleh jamaah Tabligh. Di Negara-negara kafir di Amerika, Eropa,
Rusia, Asia, Australia. Afrika dipenuhi kejadian-kejadian seperti ini. Saksi
saksi hidup masih banyak yang dapat menceritakan peristiwa ini. (untuk lebih lengkapnya,
silahkan menjumpai para masyaikh di India dan Pakistan yang telah banyak
mengalami langsung hal ini dalam perjalanan dakwah mereka. Kisah – kisah
perjalanan mereka pun diantaranya telah dibukukan).
Oleh sebab itu, tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh jamaah Tabligh
dengan mentablighkan agama kepada sesama muslim, demi untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada allah. Dengan usaha ‘mengislamkan orang Islam’
terlebih dahulu, maka diharapkan, maka setiap muslim dapat menjadi sebab hidayah
bagi orang –orang non muslim.
Sumber : e-book pikir sesaat untuk agama
Sumber : e-book pikir sesaat untuk agama
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?