Mereka berkata, “Oh Itu
Organisasi Politik’ … ‘Oh Itu Orang-Orang Pengangguran’ … ‘Itu Jamaah Sesat’
…dan BerbagaiJawaban Lainnya.”
Keberadaan Jamaah Tabilgh
memang masih dianggap asing bagi sebagian kaum muslimin. Mereka bertanya-tanya;
Apa itu jamaah Tabligh? Maka ada yang menjawabnya benar-benar tidak tahu,
karena ia memang tidak tahu apa-apa. Ada yang menjawabnya sok tahu, padahal ia
tidak tahu sama sekali. Ada juga yang asal menjawabnya, karena hanya tahu
sekilas. Ada yang sama sekali diam tidak dapat menerangkan, padahal ia tahu.
Ada juga yang menjawabnya dengan benar karena ia memang mengetahuinya.
Demikianlah keasingan Jamaah
Tabligh, sehingga tanda tanya pada masyarakat menimbulkan berbagai tuduhan dan
kecurigaan yang tidak beralasan. Semoga ketersaingan tersebut, sesuai dengan
sabda Rasulullah saw, “Dimulai Islam itu dengan keadaan asing maka akan kembali
menjadi asing. Berbahagialah orang-orang yang asing, yaitu orang yang
memperbaiki manusia ketika mereka dalam keadaan rusak.”
Nama Jamaah
Jamaah ini memiliki berbagai
sebutan. Ada yang menyebutnya, ‘Jamaah Tabligh, jamaah jaulah, jamaah jenggot,
jamaah kompor, jamaah silaturahmi, jamaah dakwah, dan lain sebagainya.
Sebutan-sebutan tersebut
muncul ditujukan kepada jamaah ini karena itulah mungkin yang terpandang oleh
mereka secara zhahir. Disebut jamaah jaulah, karena ini terlihat sering
berkeliling di tengah umat. Disebut jamaah tabligh, karena jamaah ini sering bertabligh.
Disebut jamaah jenggot, karena jamaah ini kebanyakan memelihara jenggot dan
mencukur kumis. Disebut jamaah dakwah karena jamaah ini rajin berdakwah
kemana-mana. Disebut juga jamaah silaturahim, karena jamaah ini terkenal sering
bersilaturahim. Ada juga yang menyebutnya sebagai jamaah pengangguran, karena
menyangka ini adalah kumpulan para penganggur, sehingga terlihat sering
berkumpul-kumpul di mesjid. Demikianlah berbagai sebutan terhadap jamaah ini
yang dikaitkan dengan amalan-amalan jamaah.
Semua sebutan itu adalah
masalah nama. Sedangkan jamaah ini sendiri tidak pernah memiliki nama resmi.
Tidak ada akte nama, akte pendirian, akte organisasi, akte yayasan, akte
lembaga ataupun surat-surat yang menyatakan nama jamaah ini. Juga tidak ada kop
surat ataupun papan nama di markas-markas Jamaah Tabligh yang menyebutkan nama
jamaah ini. Juga tidak ada kantor pusat, atau kantor cabang yang menyebutkan
nama jamaah. Tidak ada juga kartu anggota atau tanda pengenal yang menyebutkan
nama jamaah ini.
Mengapa demikian? Jamaah ini
adalah suatu bentuk amalan. Kumpulan dari beberapa orang yang beramal
bersama-sama. Bukan suatu organisasi yang diikat dengan nama. Jamaah ini
disebut sebagaimana sebutan untuk jamaah haji, jamaah umrah, jamaah shalat,
jamaah ziarah, jamaah dakwah, jamaah tahlil, jamaah shalawat, dan lain
sebagainya, yaitu jamaah yang dihubungkan dengan amalan, tanpa terikat oleh
organisasi atau lembaga apapun.
Pada masa Rasulullah saw,
dan khulafaur Rosyidin, umat Islam tidak memiliki nama golongan. Cukup sebagai
kaum muslimin, yang jika dikelompokkan berdasarkan dua amal besar yaitu hijrah
dan nusrah. Mereka yang berhijrah disebut kaum Muhajirin dan mereka yang
memberikan nusrah disebut dikaitkan dengan amalan mereka, sebagaimana
keterangan di atas.
Oleh sebab itu, jamaah ini
memiliki berbagai sebutan yang dikaitkan dengan amalan mereka. Biasanya lain
daerah, lain sebutannya. Juga lain negara memiliki sebutan yang berbeda-beda.
Salah satu sebutan yang paling banyak ke atas jamaah ini adalah Jamaah Dakwah
dan Tabligh. Sebutan ini muncul karena amalan utama jamaah ini yang dikenal
oleh umum adalah amalan dakwah dan tabligh serta amar ma’ruf nahi mungkarnya.
Walaupun telah disebutkan
tidak adanya nama khusus untuk jamaah ini, namun untuk mempermudah penyampaian
dan pemahaman dalam buku ini, maka penyusun sengaja menggunakan sebutan Jamaah
Tabligh atau Jamaah Dakwah dan Tabligh dalam pembahasan mengenai jamaah ini.
Kepengurusan Jamaah Tabligh
Walaupun tidak ada nama
resmi organisasinya, namun jamaah ini bergerak dengan sangat terorganisasi yang
rapi. Sebagaimana jamaah shalat; tidak ada organisasinya, tidak ada susunan
pengurus, tidak ada kate pendiriannya, tidak ada kartu anggotanya, namun jamaah
shalat dapat berkumpul ketika , ada pemimpin dan yang dipimpin, lalu dapat
berjamaah dengan tertib serta teratur.
Dimulai dengan berkumpulnya
beberapa orang yang sama-sama berniat untuk shalat. Lalu dipilih diantara
mereka seseorang yang layak untuk menjadi imam jamaah, kemudian semua
melaksanakan shalat jamaah dengan gerakan yang sangat rapi, tersusun dan
terorganisasi. Dan setelah selesai dari amalan shalat berjamaah, maka semuanya
kembali ketempat dan kesibukan masing-masing. Selesai.
Demikian juga dengan Jamaah
Tabligh. Dimulai dengan berkumpulnya beberapa orang yang bersepakat untuk
khuruj fi sabilillah bersama. Lalu bermusyawarah memilih pimpinan jamaahnya,
waktunya, rute tujuannya, biayanya dan sebagainya. Selanjutnya jamaah bergerak
untuk khuruj dengan tertib dan teratur. Setelah selesai dari khuruj bersama,
maka mereka kembali lagi ke tempat dan kesibukan masing-masing. Selesai.
Diantara sunnah yang sangat
penting dalam pengaturan ini adalah musyawarah. Rasulullah saw. Bisa
bermusyawarah dengan para sahabatnya ra.. Allah berfirman,
“Dan urusan merek,
bermusyawarah diantara sesama mereka.”
“Dan ajakan mereka
bermusyawarah dalam urusan itu, apabila engkau sudah mendapat keputusan, maka
bertawakalah kepada Allah.”
Demikianlah kepengurusan dan
pengaturan di dalam Jamaah Tabligh yang dikendalikan melalui musyawarah,
sehingga semua programnya dapat berjalan dengan tertib walaupun tanpa
organisasi.
Maksud dan Tujuan Jamaah Tabligh
Pada hakekatnya, Jamaah
Tabligh adalah jamaah yang memfokuskan diri dalam masalah peningkatan iman dan
amal shalih, yaitu dengan cara bergerak mengajak dan menyampaikan kepada
manusia mengenai kepentingan iman dan amal shaleh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Syaikh Muhammad ilyas rah.a. sendiri sebagai orng yang memulai
kembali menghidupkan usaha ini. Beliau berkata, “Pergerakan kami ini sebenarnya
adalah pergerakan semata-mata untuk memperbaharui dan menyempurnakan keimanan.”
Pergerakan jamaah ini adalah
suatu usaha untuk menghidupkan kembali usaha dakwah Rasulullah saw. ketika di
tengah kerusakan umat pada jaman itu. Oleh sebab itu Syaikh Muhammad ilyas
berkata, “Saya mengambil keputusan bahwa apapun yang telah Allah berikan berupa
kekuatan lahir dan batin, akan saya gunakan pada tempat yang benar, yaitu
mengambil kesibukan sebagaimana Rasulullah saw telah habis-habisan menggunakan
seluruh kemampuannya dalam kesibukan tersebut, yaitu membawa hamba-hamba Allah
– khususnya mereka yang lalai dari dzikir dan enggan terhadap agama--,
dikaitkan kepada Allah. Dan menghidupkan semangat agama, sehingga mereka rela
berkorban jiwa semata-mata untuk agama. Inilah usaha kami, dan inilah yang
selalu kami katakan kepada semua orang.”
Syaikh Zakariyya
Al-Kandhalawi menyatakan, “Ketika Tabligh ini adalah kerja untuk melahirkan
orang-orang yang tak beragama.”
Syaikh Husain Ahmad Madani
di dalam salah satu suratnya yang menjawab pertanyaan mengenai; Apa itu Jamaah
Dakwah dan Tabligh, beliau menjawab, ‘Ketika kita menyebutkan shalat, puasa,
Alquran, menegakkan agama, mengikuti sunnah, dan menyampaikannya kepada
masyarakat umum, maka terlihatlah betapa hal-hal yang disebutkan tadi sudah
menjadi barang tertawaaan, bahan gurauan, dan sangat dilecehkan oleh umat Islam
sendiri. Maka dengan gerakan Jamaah Tabligh ini, kembali dihidupkan rasa hormat
dan rasa keagungan umat ini kepada nilai-nilai agama tadi. Inilah usaha untuk
menghidupkan asasnya, yaitu bagaimana agar sikap mengagungkan agama dapat
menghapuskan asasnya, yaitu bagaimana agar sikap mengagungkan agama dapat
menghapuskan sikap menyepelekan agama yang melanda umat ini.’
Sumber : e-book pikir sesaat untuk agama
Sumber : e-book pikir sesaat untuk agama
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?