Mereka
berkata,”jamaah tabligh adalah gerakan politik yang terselubung” dan sebagian
mereka berkata, jamaah tabligh itu anti politik.”
Setiap
manusia yang bernegara dan berbangsa tentu sulit untuk menghindari urusan
politik. Mau tidak mau, ia harus terlihat dalam urusan politik. Ada yang
sekadarr ikut-ikutan, hingga ada yang kecanduan politik. Bahkan tidak sedikit
dari kalangan agamawan yang trjun ke kancah politik., dengan menganggapnya
sebagai jihad.
Tidak
ada yang salah dengan hal itu, selama diniatkan demi menegakkan kalimat Allah
dan menyelamatkan umat dari siksa dunia dan akherat, dan dilakukan dengan etika
politik yang islami. Sehingga politik menjadi ibadah dan jihad, demi
kesejahteraan umat.
Sayangnya
warna politrik yang ada jauh dari harapan tersebut. Bahkan lebih marak prilaku
para politikus yang rusak sehingga politik tidak lagi berniat ibadah tetapi
menjadi fitnah bagi umat.
Makna politik
Dalam
bahasa Arab, politik disebut ‘as-siyasah’ yang berarti mengatur, mengendalikan,
mengurus atau membuat keputusan. Juga diartikan; pemerintahan dan pembuat
kebijakan. Ringkasnya as-siyasah artinya pengurus maslahat manusia sesuai
dengansyariat.
Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah mengutip pendapat Ibnu Aqil ketika mentakrifkan makna
‘siyasah’ atau ‘politik’ yaitu segala perbuatan yang membawa manusia lebih
mendekati maslahat dan menjauhi mafsadat sekallipun Rasulullah saw tidak
menetapkannya dan Allahtidak menentukannya.
Ibnu
Abi Diin menyatakan ‘as-siyasah’ adalah kemaslahatan untuk manusia dengan
menunjukkannya kepada jalan yang menyelamatkan di dunia dan akherat. Siyasah
berasal dari Nabi saw baik secara khusus maupun umum ,baiklahir maupun bathin.
Segi lahir, siyasah berasal dari para umaro bukan dari ulama. Sedangkan secara
bathin siyasah berasal dari ulama bukan dari umaro.
Sungguh!
Tidak ada yang dapat mereformasi tatanan kehidupoan kita kecuali dengan siyasah
syari’iyah (politik syariat) siyasah syari’iyah melarang penguiasa dari
hal-hall yang dapat memudharatkan rakyat dan mengharuskan pemimpin untuk selalu
memperhatikan rakyatnya, sebab bisa saja hanya karena doa seorang yang
teraniaya dapat menjadi faktor kehancuran kekuasaan. Nabi saw bersabda
“takutlah terhadap doa orang yang teraniaya, sesungguhnya tidak ada tabir
antara doanya dengan Allah”
Dari
Ma’kil bin Yasar ra, Rasulullah saw bersabda “tidak seorangpun penguasa yang
memimpim rakyatnya dari kaum muslimin, lalu ia meninggal dunia dan ia berhianat
atas mereka maka Allah akan mengharamkannya masuk surga” dalam riwayat lain
disebutkan “..dan ia tidak memberi nasehat kepada mereka melainkan ia tidak
akan mencium bau surga”
Dari
‘Aidz bin Amru ra. Rasulullah saw bersabda “sejahat jahat pemimpin adalah yang
zhalim kepada rakyatnya”
Akibat
pemimpin dan rakyat yang tidak berpolitik syai’iyah maka rakyat selkalu
menunggu jatuhnya pemimpin, da pemimpin menyisihkanrakyat yang mengancam
kekuasaannya. Pemimpin selalu cemas dikudeta, dan rakyat resah dengan
kesewenangan pemimpinnya. Jka kembali kepada Alquran dan sunnah niscaya para
pemimpin akan aman dari tindakan rakyatnya dan rakyat akan aman dari
kesewenangan pemimpin. Nabi saw bersabda “sebaik-baik pemimpinmu adalah
pemimpin yang kalian cintai dan mencintai mereka. Kalian mendoakan mereka,
mereka pun mendoakan klalian. Dan sejekek-jelek pemimpinmu adalah pemimpin yang
kalian benci dan mereka membenci kalisn , kalian melaknat mereka, dan mereka
pun melaknat mereka”
Daari
Ibnu Umar ra, Nabi saw bersabda, “sesungguhnya seorang penguasa adalah pengayom
Allah di bumi. Setiap orang yang dianiaya maka akan menyandarkan dirinya
padanya Jika pejabat berlkaku adil maka ia akan mendapatkan pahala dan
rakyatppun mesti berterima kasih padanya tetapi jika ia berbuat zhalim, maka ia
berdosa dan rakyatpun hendaknya bersabar”
Politik
dalam Islam lebih condong pengendalian dan pengarahanumat manusia kepada
keimanan dan kemaslahatan. Sebaliknya politik yang non-Islami akan mengubah
dari keadilan menjadi kezhaliman dari maslahat menjadi mafsadat dari
hikmah menjadi sia-sia, dari pesatuan menjadi perpecahan. Inilah yang sangat
perlu diperhatikan oleh para politikus muslim.
Pandangan alim ulama tentang \politik
Sebagai
satu-satunya agama yuang diturunkan oleh Allah yang bersifat syamil
(menyeluruh) , kamil (sempurna), tiada satupun keputusan kehidupan manusia yang
tidak diatur dalam Islam, termasuk politik. Abu Hasan Mawardi berkata “imamah
(kepemimpinan ) diletakkan untuk menggantikan posisi kenabian dalam memelihara
agama dan politik keduniaan.
Orang
orang lkafir dan para atheis menuntut kaum muslimin: manakah kesempurnaan
Islam disegala kehidupan, termasuk konsep ekonomi, politik dan lainnya? Mereka
selalu menyiarkan slogan-slogan kesehatan, separti: ‘agama tidak mengurus
politik’ ‘agama bagi Allah, dan negara untuk semua’ ‘agama hanyalkah hubungan
individu dengan Tuhannya”
Menurut
mereka agama mesti dibatasi cukup sebatas lingkupmasjid. Mereka mengekang
politik sebagai syiar Islam. Katanya “Negara harus bercorak nasional,bukan
bercorak agama” Mereka menolak syariat, lalu menuduh para penyeru syariat
sebagai kaum konservatif, ekstrimis, dan sebagainya. Mereka menggunakan semua
cara dan saran menggolkan kepentigan mereka itu. Firman Allah;
“Mereka
hendak memadamkan cahaya (agama)Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan
allah tetap menyempurnakan cahaya Nya meskipun orang orang kafir membenci”
Dari
Ka’ab bin Ujrah ra, Rasulullah saw bersabda kepadaku, “aku mohon perlindungan
Allah bagimu dari kepemimpinan orang orang bodoh” tanya Ka’ab “apa maksud
kepemimpinan orang orang bodoh ya Rasulullah?” Sabda beliau “sepeninggalku
kelak akan datang kaum penguasa. Siapa yang menemui mereka dan membenarkan atas
dusta mereka serta menolong atas kezhaliman mereka, maka mereka bukan dariku
dan aku bukan dari mereka. Sekali kali mereka tidak akan menemuiku di teklaga.
Adapun orang yang tidak pernah menemui mereka dan tidak membenarkan atas dusta
mereka, dan tidak menolong atas kezhaliman mereka, maka mereka dariku dan aku
dari mereka. Mereka akan menemuiku di telaga.”
Nabi
saw bersabda “Pada hari Kiamat kelak terdapat tiga orang yang Allah tidak akan
berbicara dengan mereka, tidak akan mensucikan mereka, dan bagi mereka sikasa
yang pedih” lalu nabi menyebutkan salh satunya yakni “Raja yang suka berbohong”
Allah
berfirman “Sesungguhnya Allah
menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerima dan apabila
menetapkan hukum diantara manusia agar memutuskan dengan adil__Hai orang orang
yang beriman, taatilah Allah dan RasulNya dan pemerintah diantaramu. Dan jika
kamu berselisih entang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepadsa Allah (Alquran)
dan Rasul(sunnahnya)
Ibnu
Taimiyyah menyatakan “sebagian ulama mengatakan, bahwa ayat pertama di atas
turun berkaitan dengan para penguasa. Agar mereka menunaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya dan apabila mereka menetapkan hukum diantara manusia, agar
berlaku adil. Adapun ayat kedua diturunkan berkaitan dengan rakyat, baik
militer maupun sipil. Rakyat hendaklah mentaati pemerintah, kecuali jika mereka
menyuruh berbuat maksiat kepada Allah. Jika penguasa menyuruh bermaksiat kepada
Allah maka tiada ketaatan kepada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah. Apabila
rakyat berselisih terhadap sesuatu hendaklah ulil amri diantaranya
mengembalikan mereka kepada Alquran dan Assunnah. Sebab hal itu merupakan
ketaatan kepada Allah dan RasulNya”__”banyak kita jumpai para raja yang tujuan
pemerintahnya adalah dunia semata dan menepikan urusan agama. Lalu mereka
memilih para pembantu mereka untuk merealisasikan tujuan tujuan tersebut.”
Dari
Abu Sa’id ra. Rasullullah saw, bersabda. “allah tidak mengutus seorang Nabipun
dan tidak menjadikan seorang penguasa kecuali masing masing dioberi dua kawan
dekat. Seorang kawan dekat yang menyuruhnya dan menganjurkan kebaikan dan yang
lain menyuruhnya dan menganjurkan kejahatan. Yang selamat adalah yang
diselamatkan Allah”
Ibnu
Taimiyyah mengatakan “mengurus umat termasuk salah satu kewajiban yang
palingagung. Bahkan tanpanya, urusan agama dan dunia tidak dapat ditegakkan”
sabda Nabi saw “jika tiga iorang diantara kalian mengadakan perjalanan, maka
angkatlah salah seorang dari kamu menjadi pemimpin.”
Dari
Abdulah bin Amr ra. Bahwa nabi saw bersabda “tidak boleh tiga orang diantara
kalian berdiam disuatu daerah di muka bumi ini sebelum mengangakat
seorang pemimpin bagimereka”
Nabi
saw mengharuskan adanya pemimpin dalam sebuah komunitas yang kecil seperti
dalam safar. Apalagi dalam kumpulan yang lebih besar, seperti masyarakat. Nmun
jabatan itu harus dijadikan sebagai bagian dari pelaksanaan ajaran agama, dan
sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Pemerintahan
akan rusak karena faktor rakus terhadap harta dan kekuasaan. Dari Ka’ab bin
Malik ra, nabi saw bersabda “tiada dua serigala yang sedang lapar yang digiring
ke sebuah kandang kambing lebih merusak darinya daripada kerakusan seseorang
terhadap harta dan kekuasaan atas agamanya.” At-Tirmidzi mengatakan “ketamakan
seseorang terhadap harta dan kekuasaan dapat merusak agamanya, dan kerusakannya
lebih parah daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua ekor serigala yang
sedang lapar terhadap sebuah kandang kambing”
Politik
adalah amanat dunia dan akherat.pemerintahan bukan undang-undang yang terbentuk
dari nafsu pribadi atau yang bertujuan kekayaan dan kekuasaan Al Ghazali mengatakan
“agama adalah poros, penguasa adalah penjaga, dan sesuatu yang tidak ada
penjagaannya akan hancur”
Al-Mawardi
menetapkan “penguasa, jika tidak berpegasng pada agama yang menghimpun semua
hati, sehingga penganutnya melihat ketaatan padanya adalah fardhu dan
mendukungnya adalah wajib. Maka penguasa tersebut tidak akan bertahan”
Politik dan jihad
Jihad
adalah segala curahan hati, tenaga, pikiran dan harta dalam rangka menegakkan
kalimatullah di muka bumi. Sedangkan politk nabawi adlah berittiba’ kepada nabi
sawdalm membvawa manusia kedalam keridhaan allah di dunia dan akhirat. Semua
itu jelas bertolak belakang dengan politik buta, yang menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan harta dan tahta
Syaikh
zakariyya berkata, “dalam dunia politik kecindingan untuk membanggakan diri,
ingin dipuji, dan hal hal sejenisnya sangat terbentang luas. Seseorang dapat
tergoda mencari nama dan kemasyuran, sehingga siapapun yang terjun kedunia
politik hendaklah awaspada menyelamatkan dirinya agar perilakunya dapat bermanfaat
bagi islam dan kaum muslimin. Oleh sebab itu, berniatlah semata mata untuk
menyelamatkan islam. Dari serangan orang kafir dan menghalangi laju meerka
untuk memperdaiai kaum muslimin
Selanjutnya
beliau juga berkata “ sesungguh nya mereka melibatkan dalam politik mesti
lkhlas, karena mereka akan berhadapan denga Allah pada hari kiamat kelak. jihad
adalah suatu cabang agama yang penting. Atas kalimat ini apapun yang dapat
meninggikan kalimat allah akan sangat bermanfaat. Rasulullah saw., bersabda,
“sehari menjaga wilayah islam, adalah lebih baik dari dunia seisinya. Dan
sepagi atau sepetang keluar di jalan allah labih baik dari dunia dan seisinya .
“hadits lain menyebutkan “sehari semalam menjaga perbatasan Islam lebih baik
daripada berpuasa nafil sebu;lan atau lebih besar pahalanya daripada berdiri
malam shalat sunnah di seluruh bulan itu. Dan jika maut tiba ketika bertugas,
maka itu merupakan sedekah jariyah baginya.”
Seseorang
bertanya kepada Rasulullah saw “bagaimanakah seseorang yang berjihad untuk mendapatkan
ghonimah dan seseorang yang (berjihad) untuk menunjukkan kekuatan dan
keberanian dan seorang lagi untuk kemasyhuran diri. Manakah yang paling
diterima?” jawab Nabi saw, “Kjihad yang hanya dilakukan untuk menunggikan
kalimat Allah” dalam riwayat lain. Rasulullah saw menjawab “Dia tidak menerima
pahala apapun” sahabat itu bertanya hingga tiga. Dan tiga kali juga beliau saw
menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Seseorang
bertanya “Ya Rasulullah terangkanlah kepadaku hakekat jihad” jawab beliau “jika
kamu berjuhad karena Allah untuk mendapatkan pahala dari-Nya, makla pada hari
kiamat kamu akan dibangkitkan dengan demikian. Dan jika kamu berjihad untuk
menunjukkan keberanian, kekuatan, kemasyhuran, dan kemewahan duniawi, maka kamu
akan dibangkitkanpada hari kiamat sesuai dengan yang diniatkan.”
Sebuah
hadits masyhur menyebutkan, bahwa yang pertama kali akan dihisab pada hari
kiamat adalah mujahid yang mati sahid. Setelah mengakui berbagai nikmat Allah
kepadanya. Ia ditanya, “bagaimanakah kamu menggunakan nikmat itu?” jawabnya
“telah kukorbankan nyawaku di jalan-Mu karena Allah” Allah menjawab. “kamu
dusta! Kamu melakukannya agar orang orang berkata bahwa kamu seorang pemberani.
Dan mereka telah menyebutnya.” Lalu ia diperintahkan agar dicampakkan ke dalam
neraka.
Demikianlah
jihad, segala usaha untuk menegakkan Islam dan segala yang terkait denganya
ter
masuk dalam pengertian jihad. Termasuk di dalamnya masalah politik, selama
politik itu dijalankan dengan cara Nabi saw dan bertujuan untukmenegakkan
Islam.
Jabatan dan kedudukan
Dunia
politik penuh dengan perebutan kekuasaan dan jabatan. Berbeda dengan
kepemimpinan di dalam jamaah tabligh yang semua pengaturannya berjalan melalui
musyawarah. Hampir tidak ada dai-dai jamaah tabligh yang berambisi menjadi
ketua pimpinan, amir, atau penangguang jawab. Jangankan meminta menjadi
pengurus, dalam memilih pemimpin musyawarah saja mereka akan saling mengusulkan
orang lain. Mereka malah beristighfar ketika diputuskan menjadi amir, dan
bertahmid jka tidak terpilihmenjadi amir. Sikap mereka tersebut berdasarkan
sabda-sabda rasulullah saw berikut ini;
Dar
abdurrahman bin samurah ra., rasulullah saw bersabda, “kelak kalian akan
berkeinginan besar untuk mendapatkan kedudukan, dan pada hari kiamat kelak
kedudukan itu akan menybabkan kalian menysal.
Abu
musa ra. Meriwayatkan, “aku datang kepada nabi saw., beserta kedua orang
sepupuku. Salah seorang darimereka berkata,”ya rasulullah berikan lah kemi
tugas atas sebagian wilayah yang diberikan Allah kepadamu.”demikian pula denga
kat yang lain . sabda beliau “demi Allah kami tidak akan memberi tugas bagi
siapa yang memintanya dan tidak memberikannya bagi siapa yang mendambakannya.
Dari
abu hurairah ra., rasulullah saw. Bersabda “kalian dapatkan oarang yang terbaik
adlah orang yang sangat tidak senang mendapatkan kedudukan sampai kedudukan itu
datang sendiri kepadanya.
Dari
ibnu umar ra., rasulullah saw bersabda “ketahuilah bahwa setiap dari kalian
adalah pemimpin dan setiap dari kalian diminta pertanggungjawaban atas yang
dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin atas rakyatnya dan dia akan
diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya
Walaupun
demikian diantara jamaah tabligh ada yang dsipilih untuk mengemban amanah
kepemimpinan maka insya Allah akan ditunaikan sebaik mungkinn
Sekian.
Wallahua’lam.
Sumber : e-book pikir sesaat untuk agama
Sumber : e-book pikir sesaat untuk agama
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?