DO WHAT THOU WILTS
Kembali mengenai musik rock…
Hampir semua muda-mudi barat tahun 60-an mengatakan bahwa
"Rock adalah musik pemberontakan, dan itu keren".
Dan era rock tahun 60an pun telah mempengaruhi varian genre musik di era-era selanjutnya…
Siapa yang mengatakan bahwa “genre dan warna music saya saat ini tidak ada hubungannya dengan tahun 60an“, tentunya ini adalah penyangkalan atau keawaman historikal musik.
Tidak dapat dipungkiri lagi, project setan tersebut benar-benar berkerja, ia telah mempengaruhi era 70an, 80an, 90an. Dan kini di abad milenium apapun yang bersifat rock yang notabene adalah “Different, Bad and Rebel” masih menjadi terlalu sulit untuk tidak dianggap keren.
Semoga kita tidak lagi mengulang-ulang anggapan bahwa istilah “Different, Bad and Rebel” itu keren setelah kita memahami dari mana asal mula tendensi jiwa muda itu menyukai kata dan ungkapan-ungkapan sejenis ini “Freedom”, “Break The rules”, “Do what you gonna do” atau Do what you want” dll.
Well, dari mana kah karakteristik ungkapan-ungkapan seperti itu bermula?
Kalimat-kalimat sejenis yang bersifat membangkang itu adalah fatwa dari bapak satanisme abad 20 yang telah menginspirasi kebudayaan modern, ia adalah Aliester Crowley. Fatwa yang langsung di diktekan kepadanya oleh setan utusan dewa Horus mesir bernama Lam itu, berbunyi…
“DO WHAT THOU WILTS”
(lakukan apapun kehendakmu)
yang mana itu sama artinya dengan
DO WHAT SATAN WANT TO DO”
(Lakukan apa yang setan kehendaki)
Hampir disetiap lagu Blues/Rock, Reggae, Metal dan Hip-hop, lirik-lirik dengan pesan-pesan seperti itu kita temui, kata dan kalimat seperti itu menginspirasi jiwa muda dizaman modern lewat musik dan bahkan lewat berbagai ekspresi seni dan tulisan-tulisan yang tentu selalu terhubung dengan karya dan kreatifitas jiwa muda.
“Setan menggunakan seni, musik dan tulisan, sebagai media propaganda”
-Anton Dzandor Lavey, pendeta tertinggi gereja setan-
DIONYSIAN, CROWLEY DAN MUSIK ROCK
Masih mengenai music rock, disini saya coba merangkai sejarah dengan mengutip dan menterjemahkan tulisan Was Penre mengenai hubungan music Rock dengan Crowley yang terhubung dengan ajaran Dynosian.
Sejak diluncurkannya the beatles sebagai sebuah project internasional melalui TV pada tahun 1963, “ROCK” telah menjadi pengrekrutan anggota baru paling berpengaruh bagi Satanisme. Rock telah diciptakan, dihadirkan dan masih terkordinasi dengan pengikut-pengikut Crowleys juga dengan jaringan O.T.O didalam kerjasamanya dengan WICCA. Ini juga bukanlah perkara kebetulan, melainkan para satanis penghasil uang terbesar, dan dipercaya sebagai donatur logistic bagi pengembangan dan aktivitas-aktifitas lain organisasi O.T.O-WICCA di seluruh dunia.
Tidak ada hal yang spontan atau kebetulan tentang "Rock." Ini adalah hasil studi klasik para teroris penganut ajaran sesat bangsa Frigia(Phrygian) kuno di anatolia(Turki sekarang), mereka adalah para pemuja Setan-Dionysos(Dewa Yunani kuno), yang kemudian menjadi contoh bagi ajaran /Bacchic di Romawi, suatu pemujaan terhadap dewa Bacchus (Dewa Romawi kuno) dengan karakteristik yang sama seperti Dionysos.
Crowley mengendalikan “Industri music Rock” hal ini telah didokumentasikan oleh tim penyelidik [swasta], yang juga mencatat, bahwa selain lirik setan, dan pesan-pesan para satanis yang di cantumkan secara subliminal dalam setiap rekaman-rekaman, musik rock adalah merupakan kunci utama operasi subversive para satanis.
“Irama Rock” sendiri telah disalin dari pemujaan sesat penganut agama Dionysian-Bacchic kuno.
Bahkan tanpa obat-obatan dan pesta pora seksual yang merupakan ciri utama dari karakteristik musikalitas Rock yang cadas itu, hanya dengan sering di ulang berkali-kali, berjam-jam dengan pengulangan konstan, "irama rock" akan menghasilkan ektase, sebagaimana obat-obatan yang mempengaruhi pikiran korban.
Demi mengurangi nilai-nilai dari praktek seksual yang wajar dan bernilai, menjadi serendah nilai sexual tingkat kebinatangan, adalah hal penting Setanisme dalam semua periode sejarah yang telah dipelajari, sejak ajaran Frigia yang memuja personafikasi setan (Dewa-Dewi) Sibyl dan Dionysos hingga periode seterusnya sampai sekarang.
“Dan dia bernyanyi dengan sebagian alat musik
yang merupakan syi’ar para peminum khamr.
-Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu-
source : click it!
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?