MUSIK, IBLIS, DAN SIHIR DAJJAL BAGIAN 1

Persoalan musik serta bagaimana industri Rock dan Hip-hop diciptakan oleh Illuminati untuk memanipulasi kita agar memasuki wilayah kekuatan gelap setan, boleh jadi ini adalah satu persoalan utama yang paling kontroversi di zaman modern.

Walau sebenarnya aspek musikalitas dalam islam telah menjadi persoalan ikhtilaf yang terus berlangsung sejak masa tabi’in hingga mujtahid-mujtahid terkini.

Sebelum memaksa diri untuk terbebas dari hipnotis musikalitas dan gaya hidup kekinian, tak jarang saya sampaikan secara verbal kepada teman dari komunitas atau siapapun yang interesting mengenai actor intelektual dibalik musik punk rock, metal, hardcore, hip-hop dan berbagai variant dari Rock dan Rap lainnya.

Berawal pada pertengahan 2004, dari berkunjung kesitus www.jesus-is-savior.com hingga penelusuran saya terhubung kepada link-link yang berkaitan dengan MUSIK RITUAL SETAN

“lagu itu awalnya dari setan dan akhirnya dapat murka Allah”

-Umar bin Abdul Aziz Ra-

Hingga tahun 2006, dorongan hati semakin kuat untuk benar-benar keluar meninggalkan wilayah medan magnet kegelapan yang telah di created Dajjal dan Sistemnya(Illuminati). Walau perubahan diri tidak semaksimal yang saya harapkan bahkan sulit rasanya untuk benar-benar menghindari sihir musik dengan keimanan yang tidak sempurna.

Diantara pertempuran Syair-syair Iblis dan Firman-firman Allah dalam menguasai wilayah alam bawah sadar(Subconscious Mind/Reptilian Brain), rasanya sulit untuk memenangkan jalan kebenaran illahi disebabkan hati begitu lemah mengikuti petunjuk, dan pikiran terlalu lelah menghadapi bombardir kontrol pikiran dari setiap aspek sarana juga aktifitas hidup zaman modern.

Sungguh seperti ada hipnotis kuat dari musik dan lagu-lagu yang saya dengarkan, menyerang alam bawah sadar pikiran. Setiap hentakan, distorsi nada dan lirik begitu menginspirasi, hingga menuntut diri mengaku-ngaku sebagai pemilik kreasi dan imaginasi, dan parahnya lagi adalah pengakuan potensi diri sampai menuhankan diri, menginspirasi kepalsuan fiksi, angan-angan romantisme dan khayalan fairytales, serta sugesti perlawanan dari "jiwa-jiwa pemberontak" yang bermain dusta lewat seni kata-kata, nada dan vandal, atas nama revolusi dan perjuangan yang nyatanya adalah kemunafikan, omongkosong, dan utopis. Sementara… kesadaran hati meronta-ronta untuk terlepas dari keterbudakan-keterbudakan ilusi akal tersebut.

Dan sayapun telah menyinggung mengenai aktor intelektual dibalik konspirasi musik dalam beberapa postingan diblog-blog saya sebelumnya... Sebagaimana Was Penre yang telah mendatangkan berbagai reaksi positif- negatif, bahkan cibiran, makian, lebih buruk lagi ia di fitnah dan disebut paranoid, skizofrenia, atas usahanya membongkar konspirasi iblis dalam aspek musikalitas Rock.

Sayapun mengalami hal yang tidak jauh berbeda..

Sejak saya mulai menyampaikan persoalan ini secara verbal dan literal, berbagai reaksi berdatangan baik langsung maupun melalui email dan komen, sebagian mereka yang “paham dan sadar” menghargai presentasi saya. Namun mereka yang merasa dirinya “terlalu kritis dan pintar” menganggap saya agak berlebihan dalam menyimpulkan persoalan musikalitas ini.

Bahkan dalam satu kesempatan ketika saya diminta presentasi kepada pemuda-pemuda masjid di salah satu perumahan, yang kebetulan DKMnya adalah teman saya sendiri. Saya mendapat teguran dari salah satu anggota DKM yang kebetulan pembina remaja masjid tersebut lantaran kesimpulan saya yang mengkhawatirkan, menimbang -menurut keyakinannya- persoalan musik masih berada diwilayah ikhtilaf. Padahal anak-anak begitu interested sekali, bahkan mereka meminta saya untuk melanjutkan pembahasan dan segera menguploadnya di Youtube.

Was Penre adalah “guru” saya, namun perbedaan keyakinan dan sumber referensi telah melahirkan perbedaan perspektif…

Dalam kristen, musik rock diakui sebagai musik setan, namun dalam islam bukan saja musikalitas rock, namun apapun yang berkaitan dengan “alat-alat musik” tidak diperbolehkan.



Sebagaimana yang di katakan Rasulullah saw, para sahabat R.hum, dan orang shaleh terdahulu,

“dikalangan ummatku nanti akan ada suatu kaum yang akan menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat music”

-shahih bukhari-muslim-



"Nyanyian dan lagu adalah seruling setan"

-Abu Bakr Shidiq R.a-

Ini lah hal pokok yang merangsang intuisi, keinginan untuk menelusuri referensi, mengkomparasi, dan membuktikan bahwa peringatan-peringatan mengenai musik dari Nabi saw dan para shalihin yang memiki keimanan dan amal yang sempurna tidaklah sembarangan dalam berkata-kata dan bersikap, mereka memiliki kesadaran dan penglihatan batin untuk melihat bagaimana Iblis, Setan dan sihir Dajjal itu berkerja.

Distinksi saya dengan Was Penre ialah; sebelum ilmuwan illuminati modern abad 20 menciptakan musik Rock, para satanis kuno (Ancient luciferian) penggagas inspirasi bagi penyembahan terhadap dewa-dewi(Pagan-Polytheism) di benua eropa, mereka juga telah menggunakan musik sebagai media perantara jiwa dan pikiran kepada berhala dan dewa-dewa alias setan-setan mereka pada peradaban lainnya di belahan bumi yang lain.

Jadi saya menyimpulkan dalam persoalan musik setan Dajjalis tidak hanya menggunakan musik rock, namun ia bekerja pada setiap musik yang bersifat melalaikan dan berpotensi pada syrik dan mengkuffurkan. Dan juga perlu di ingat.. bahkan Jazz memiliki tujuan yang sama, dan saya juga tidak akan mengabaikan intrumental musik, ketika -bahkan- Mozart, Bach dan Beethoven adalah seorang Freemason dan okultis sejati.



Mari renungkan apa yang terjadi sekarang, ketika instrumental klasik Mozart dan Beethoven sangat disarankan untuk diperdengarkan pada ibu-ibu hamil.


Secara tidak sadar, masyarakat telah sejak dini diprogram untuk terbiasa dengan pengaruh setan merangsang inteligensi anak ke wilayah “negative”, yang saya maksud disini adalah, dimana rangsangan intelektual anak hanya berpotensi meningkatkan IQ, bukan EQ dan SQnya… Potensi IQ yang tinggi sangat beresiko membawa anak menjadi pembangkang dan terlampau kritis, terkadang ketertarikannya hanya kepada hal-hal yang bersifat negative. Umumnya mereka tidak mempunyai keberanian melaksanakan apa yang benar, takut melawan yang salah dan buruk, anak dengan IQ tinggi alias PINTAR itu, sulit untuk menjadi anak yang shaleh. Ya, inilah yang dinginkan iblis, sebagaimana iblis memanipulasi kePINTARan bangsa yahudi agar senantiasa cendrung melakukan maksiat kepada Allah dengan merusak tatanan hidup yang telah Allah tetapkan dalam islam.

Bandingkan dengan apa yang dianjurkan dalam Islam, dimana anak dimasa kandungan agar biasa diperdengarkan ayat-ayat Al-Quran, disamping untuk nilai amal shaleh bagi sang ibu, juga agar anak mendapat pengaruh “positive” dari setiap ayat-ayat yang dibacakan.

Al-Quran yang di bacakan saat mengandung dan kepada balita, telah banyak terbukti mempengaruhi Emotional dan Spiritual anak sejak dini, sehingga anak mudah untuk diarahkan kepada agama dan ibadah. Inilah yang sebenarnya dibutuhkan dari bibit-bibit islam, yakni anak-anak dengan EQ dan SQ yang tinggi. Bukan anak-anak yang “PINTAR” tapi, keblingar. BERSAMBUNG

source : click this!

Share on Google Plus

About Rizal Palangiran

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

WHAT IS YOUR OPINION?