ADA YANG BERUSAHA MENGAWASI KITA 24 JAM, INGIN MENIRU TUHAN !

One Nation Under CCTV
BIG BROTHER IS WATCHING YOU (1984, George Orwell)

“Ninety-Eighty-Four”, sebuah novel karya jurnalis asal Inggris bernama George Orwell, yang intens menyuarakan Anti-Totalitarian.

Novel ini dipublish tahun 1949. Beragam reaksi muncul dari siapapun yang telah membaca dan mengetahui isunya. Ada yang takut, benci, sampai aksi turun kejalan.


Illustrasi mengenai kondisi masa depan tergambar sangat mengerikan di novel tersebut. Dimana kesejahteraan masyrakat dikontrol oleh teknologi modern, propaganda, invansi "intip" privasi, disinformasi, inversi sejarah, hingga menghilangkan sosok-sosok penting dari catatan dan ingatan publik.

1984 melahirkan istilah “ORWELLIAN”, istilah yang diadopsi dari sang penulis. Orwellian kemudian menjadi istilah yang semakna dengan Totalitarian.

Fenomena “1984” berhasil mempengaruhi setiap generasi untuk angkat suara, lewat karya dan aksi nyata. Dari rakyat biasa, pelajar, hingga seniman. Banyak musisi dan band asal Inggris-Amerika sejak tahun 60-an sampai akhir 90-an terinspirasi oleh novel ini, mereka mengekspresikan kesadaran, rasa takut, benci, dan perlawanan lewat lagu-lagu mereka.

Berikut beberapa kutipan lirik lagu yang menyinggung 1984 dan Big Brother, mereka dari berbagai genre musik, dari ranah pop-mainstream maupun underground.

• “Orwell said it all, he looked the future in the face
Giant test tube babies, build a brand NEW RACE”
(1984, 4-Skins)

• “he's the ghost behind the scenes
a nightmare born by modern times
different faces, various places
you're never really sure if he's around
HE’S SO INSIDIOUS…
watch your steps
wings familiar though surreal”
(Big Brother, Oxymorron)

• “Someday they won't let you, so now you must agree
The times they are a-telling, and the changing isn't free
You've read it in the tea leaves, and the tracks are on TV
Beware THE SAVAGE JAW Of 1984”
(1984, David Bowie)

• “Whole world is watching,
observing every move Is it beginning or the end?
... All our lives leading up to this day, watching and waiting…”
(Wake Up! It's 1984, Oingo Boingo)

• “Zen fascists will control you 100% natural
You will jog for THE MASTER RACE
And always wear THE HAPPY FACE
Close your eyes, can't happen here
Big Bro' on white horse is near...
… Now it is 1984 Knock-knock at your front door.”
(California Uber Alles, Dead Kennedy)

• "Hell yeah I'm confused for sure what I thought was the New Millennium is 1984!
Mr. Orwell from the grave, adding fresh ink to the page
As the unpresident declares an endless war...
Welcome to 1984!"
(1984, Anti Flag)

Pada eranya Novel 1984 tidak terlalu menjadi isu global, bahkan pada fase 90an isu ini pun meredam di eropa. Banyak yang akhirnya kecewa, sebab realita dan fakta kondisi di tahun “1984” tidak sekasat imajinasi pada tulisan-tulisan kontroversial Orwel. Illustrasi Orwell tidak dianggap nyata dan benar-benar terjadi saat itu, tidak ada Ingsoc(English Socialisme), jg tidak ada kabar helikopter yang mendatangi setiap jendela apartemen. Walau mereka sadar sistem kepolisian memang menggunakan telescreen, micropone dan helicopter dalam aksi pengawasan mereka.

Sepertinya masyrakat Eropa-Amerika saat itu tidak menjangkau jauh fenomena yang akhirnya terwujud saat ini. Saat itu, Entah Orwell yang gila, atau masyarakat yang tidak betul-betul memahami esensi fiksional Orwell mengenai maksud sebenarnya dari tahun yang menjadi judul novelnya itu.

Era 1998 hingga 2005, di tanah air, term fenomenal “Big Brother is Wathcing You” di Novel tersebut, masih asing dikalangan para aktifis, baik dari kalangan terpelajar maupun aktifis jalanan(D.I.Y Hardcore-Punk).

Term dan wacana ini jarang menjadi tema diskursus. Mungkin hanya beberapa orang/kalangan saja yang sempat menyinggung isu yang menyerupai kandungan novel 1984 itu. Sebagian mereka mengenalnya dengan istilah STATE CONTROL, itupun tanpa menyertai esensi wacana Big Brother dan surveillance(Pengawasan). Barulah ketika isu konspirasi mencuat, wacana “Big Brother Is Watching You” mulai menjadi pembahasan.

Lalu apakah "1984" yang di maksud Orwell? Adakah pengawasan, kengerian, dan kejadian-kejadian itu berlaku hanya dalam imajinasinya Orwell, lalu reaksi-reaksi masyarakat Eropa pada saat itu menjadi konyol, saat mereka menyadari tidak ada yang terlalu mencengangkan pada tahun 1984 berkaitan dengan isu di novel Orwell, selain hanya terdapat beberapa peristiwa, agenda diplomatic politik-ekonomi, dan perkembangan teknologi(termasuk tahun dimana “Apple -Iblis- Machintosh” di perkenalkan ke publik).

Sama sekali tidak, pada saat itu, sebagian illustasi Orwell sejatinya memang menggambarkan peristiwa nyata. Hanya saja, illustrasi Orwel pada saat itu tidak sefaktual saat ini. Saat teknologi mengerikan sebagai alat pengawasan itu benar-benar nyata dan mulai di berlakukan terang-terangan.

1984 ialah metafor, tahun fiksional Orwell dalam merepresentasikan puncak kengerian millenium baru. Kondisi yang digambarkan Orwell dalam Novelnya tidak sepenuhnya berlaku untuk tahun 1984. Konteks tahun 1984 bersifat fiksi. Tetapi Orwell tidak bermaksud menyatakan kondisi itu akan terjadi pada tahun itu, 1984 ialah penghujung millennium ke 2, abad 20. 1984 adalah fase menuju millennium ke 3, menuju puncak abad kejayaan Dajjal, abad 21, abad kedatangan si penunggang kudah putih dalam tafsiran Injil, seperti Jello Biafra katakan dalam liriknya, “Big Bro' on white horse is near” dan seperti penggalan lirik dari Anti-Flag ini, “The New Millennium is 1984!, Wellcome to 1984!”. Ya, selamat datang di millenum ke 3, dimana tekhnologi Dajjal menjadi alat kendali pemerintahan paling mutakhir.

PASRAH TERJAJAH ATAU MENOLAK PATUH DENGAN SELEMAH-LEMAHNYA IMAN
(benci di hati-tidak peduli)

Jika kita lihat perkembangan teknologi saat ini, mudah sekali kita pahami, bahwa apa yang di maksud Orwel itu sebenarnya sedang kita saksikan sekarang. Ya, kita menyaksikannya, bahkan mungkin menggenggam apa yang menjadi kengerian Orwell. Jika dulu kekhawatitan masyarakat terhadap “Big Brother” sebatas telescreen, kamera dan sistem pengawasan inteligen, sekarang semuanya semakin dikembangkan ke semua bidang.

Orientasi perang dan jajahan di era kekinian pun telah benar-benar berubah, strategi dan teknik peperangan telah mengalami perubahan bentuk, intimidasi mereka terhadap ketidak berdayaan iman manusia, bermetamorfosis dalam bentuk yang lebih halus, dimana bentuk-bentuk yang tercipta, lebih mengutamakan kecerdasan dengan dukungan teknologi yang semakin canggih.

Di sekitar kita, di perusahaan, di rumah sakit, tempat parkir, pabrik, kendaraan, sekolah, supermarket, rumah, hingga di genggaman kita, teknologi canggih Iblis itu setia mengawasi, mengintai dan “menjajah” keseharian iman kita. Mulai dari CCTV, Handphone, Akses Internet, E-KTP, Passport, Credit card, Barcode, Security alert, dll.

Semua teknologi itu memiliki sistem gelombang transmitter-responder yang dapat mengidentifikasi data dari jarak jauh. Dengan tujuan sebenarnya mengawasi hak-hak pribadi kita. Keangkuhan teknologi Iblis itu benar-benar ingin melampaui hak dan kekuasaan Allah.

Sistem trans-ponder iblis itu kemudian di kenal dengan nama RFID(Radio Frequency Identification). RFID sering di sisipi ke “tag” atau “label”. Karena memang benda yang terdiri dari silikon mikrochip dan antena ini biasanya di tag atau di implant ke sebuah produk, benda, sistem jaringan, hewan, atau bahkan manusia (Mengenai RFID, untuk lebih jelasnya bisa googling ke Wikipedia atau situs lain).

Ironisnya, kita sulit menolak teknologi RFID, bahkan banyak dari kita yang senang hati menerima teknologi kreasi Iblis bersama Dajjal tersebut.

“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)

“dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam." [wahyu 13: 16-18]

SUBLIMINAL MAJAS OKSIMORON, PETUNJUK BAGI MUKMININ-MUSLIMIN

Novel 1984 menjelaskan tentang konsep perang yang terus berkelanjutan, perang yang dipicu oleh tujuan-tujuan keji rezim “The Party”(pemerintah). Orwell memberi illustrasi solusi, bahwa rezim itu hanya dapat dikalahkan oleh kesadaran politik yang semestinya di miliki pihak The Proles (Proletar dan kelas pekerja). Solusi Orwell mengenai kesadaran politik ini menjadi slogan yang tertempel di tembok-tembok jalan, dengan pesan bermajas oksimoron di bawah ini:

1. Freedom is Slavery
2. War is Love
3. Ignorance is Strength

Orwell, sepertinya ingin kita memahami 3 poin dari slogan oksimoron diatas. Cuma yang patut menjadi perhatian kita disini adalah pada poin ke 3, IGNORENCE IS STRENGHT.
Secara otomatis, ini terasa janggal, kenapa harus “tidak tahu” untuk menjadi kuat, kenapa mesti seolah bodoh untuk menjadi ditakuti?

Sejatinya ini adalah pesan untuk ummat islam sendiri, untuk ummat yang terlanjur terpengaruh cara berpikir yahudi, yang menganggap knowledge dan intelektualisme adalah prioritas kekuatan utama(Knowledge Is Power), bahkan dalam hal ini Wake Up Project pun terpengaruh, dengan ikut mempropagandakan jargon ini.

Padahal dalam sejarah, islam selalu mencitrakan ideologinya dengan sederhana, lemah, dan bahkan para nabinya selalu tercitrakan bodoh, kolot, ketinggalan zaman. Namun dibalik kesan bodoh, lemah dan ketidak update-an mereka, ada kekuatan tersembunyi yang dapat mengalahkan tirani dan kefasikan ummatnya. Ya, ada kekuatan tersembunyi dibalik “ketidaktahuan” mereka.

Bukan berarti kita sinis dan mengeyampingkan Ilmu pengetahuan, hanya saja secara adab, ilmu tidak untuk selalu ditonjolkan, sebab itu akan menggelincirkan kita pada a’ib, pada ujub dan takabur.

Iblis senantiasa membuat ummat selalu tertarik dengan kesan-kesan, termasuk kesan terhadap canggihnya kebendaan/teknologi, dari dahulu hingga sekarang. Sementara para nabi selalu mendakwahkan ummat kepada pola hidup yang bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsu, mendakwahkan mereka untuk “jauh dari teknologi”, jauh dari rasa ingin tahu dan cinta pada kebendaan yang berlebihan.

Dalam novel 1984, tokoh protagonist Winston Smith, seorang anggota “The Outer Party ” dari kelas menengah, mengatakan sebuah kalimat yang ditujukan kepada anggota The Proles, dari kelas bawah (kelas pekerja dan Proletar).

" Until they become conscious they will never rebel and until after they have rebelled they cannot become conscious."

Hingga mereka sadar, mereka tidak akan pernah berontak, dan saat mereka memberontak, mereka tidak akan dapat menjadi sadar.”

Kutipan dari sesi dialog Winston diatas, juga tepat untuk mereka yang merasa telah melakukan perlawanan terhadap sistem, untuk para seniman dan aktifis yang merasa telah melakukan perlawanan baik dengan karya maupun dengan demonstrasi turun kejalan. Sebab perlawanan mereka tidak tepat menyerang subtansi.

Para aktifis dan seniman umumnya tidak memiliki kepahaman sebagaimana kepahaman pejuang iman(mukminin). Begitu juga Orwell, walau majas oksimoron IGNORANCE IS STRENGHT dan perkataan Winston Smith ditulis olehnya, boleh jadi, dia sendiri tidak memahami esensi majas oksimoron tersebut, dan Orwell serta para aktifis tidak memaknai pemberontakan sesungguhnya, sebagaimana konteks pemberontakan yang menjadi kepahaman dan kesadaran setiap mukmin, kesadaran para ahlu sholah wal ma’rifah.

Setiap makna dalam kalimat sejatinya milik Allah, sebuah kalimat bersifat paradox, jadi apapun maksud Orwell dengan slogan itu, tidak lah mustahil ada maksud yang sebenrnya Allah peruntukan bagi ummat Islam.

Sementara dalam pemaknaan islam, “Ignorance” bisa bermakna ketidak pedulian, atau bisa juga diartikan “sifat merasa tidak tahu”. Ketidak pedulian ialah pengejawantahan dari tidak terkesan, semakna dengan Zuhud. Sedangkan “merasa tidak tahu” ialah pengejawantahan dari sifat tawadhu, semakna dengan malu karena Allah, atau wujud dari sifat taqwa itu sendiri.

Jika “ketidak pedulian” atau “merasa tidak tahu” ada dalam diri setiap muslim, maka itu akan menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat, kekuatan yang sangat mudah Allah berikan kepada mereka yang tunduk, tidak kesan dunia(Zuhud) dan tawadhu. Walau berkonsekuensi akan dianggap kolot, bodoh, atau tidak up to date.

“ Awal kebaikan umat ini dengan sifat YAKIN yang betul dan ZUHUD(tidak terkesan kepada dunia) dan awal dari kehancurannya adalah karena sifat bakhil dan cinta kebendaan/panjang angan-angan.” (Hr. Baihaqi- Syu’abul Iman)

“hinakanlah dunia/kebendaan! demi ALLAH ia tidak akan baik kecuali setelah ia di hinakan”. (Hasan Basri rah.a)

Perkataan Winston Smith dalam Illustrasi Orwell dan penjelasan kami, bersinambung dengan sabda rasulullah di bawah ini:

Tak seorang pun bertanya tentang Dajjal kepada Rasulullah saw. lebih banyak dari pertanyaanku kepada beliau dalam persoalan itu. Maka beliau bersabda: Wahai anakku! Apa yang membuatmu berpayah-payah memikirkannya? Sesungguhnya ia (Dajjal) tidak bakal membahayakanmu. Aku (Mughirah) berkata: Orang-orang beranggapan, bahwa ia akan memiliki sungai-sungai air dan gunung-gunung roti. Rasulullah saw. bersabda: Yang lebih dari itu, sangat mudah bagi Allah.” (HR. Muslim)

RFID akan diberlakukan secara global, sementara kesadaran ilmu pengetahuan, ke-update-an, dan melek teknologi tidak akan menjamin kita selamat dari fitnah Dajjal dan sistemnya.

Dengan kesadaran iman, taqwa, zuhud, dzikrullah, dakwah dan mengamalkan perintah sunnah secara menyeluruh, dengan itulah ummat islam bertahan dari perbudakan, dari perang perasaan, dan penjara pikiran yang telah matang mereka gagas dan berlakukan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

“Sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal adalah tempo waktu tiga tahun yang sangat sulit, dimana pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada langit pada tahun pertama darinya untuk menahan 1/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanamannya.

Kemudian Allah memerintahkan kepada langit pada tahun kedua darinya agar menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan bumi untuk menahan 2/3 dari tanam tanamannya. Kemudian pada tahun ketiga darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, lalu ia tidak meneteskan setitik airpun dan memerintahkan bumi agar menahan seluruh tanamannya, maka setelah itu tidak tumbuh satu tanaman hijaupun dan semua binatang berkuku akan mati kecuali yang tidak dikehendaki Allah.

Para sahabat bertanya, ”Dengan apa manusia akan hidup pada saat itu ?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, ”Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan." [HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim, shahih. Lihat Ash- Shahihah no.2457]

SOURCE : Milisi Oposisi Naga
Share on Google Plus

About Rizal Palangiran

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Artikel yang menarik ya Akhi...
    terus semangat dalam DAKWAH!

    BalasHapus

WHAT IS YOUR OPINION?