Oleh : Fathi Yazid Attamimi ( Ketua Relawan Misi Medis Suriah )
Setahunan lalu saya diceritan salah satu relawan Misi Medis Suriah. Ketika itu beliau masih di Suriah, Dan hobi blusukan sendirian. Mungkin hobi beliau tersebut ditiru atau meniru jejak langkah walikota Persib, Kang Ridwan Kamil, Yang beberapa hari lalu terpergok sedang sidak gorong-gorong malam-malam.
Dalam perjalanan blusukannya itu banyak kelompok, Banyak orang, Dan banyak kejadian beliau temui. Seperti grup mujahidin yang seluruh anggotanya orang Suriah tapi dikomandani orang Turki, Atau grup mujahidin yang seluruh anggotanya perempuan. AlhamdulIllah grup yang terakhir ini saya dikirimi foto-fotonya. Tapi mohon maaf hanya untuk konsumsi sendiri, Kuatir bikin repot pemerintah. Kalau saya sebar foto-foto itu bisa terjadi eksodus besar-besaran orang Indonesia ke Suriah.
Dalam perjalanan blusukannya itu banyak kelompok, Banyak orang, Dan banyak kejadian beliau temui. Seperti grup mujahidin yang seluruh anggotanya orang Suriah tapi dikomandani orang Turki, Atau grup mujahidin yang seluruh anggotanya perempuan. AlhamdulIllah grup yang terakhir ini saya dikirimi foto-fotonya. Tapi mohon maaf hanya untuk konsumsi sendiri, Kuatir bikin repot pemerintah. Kalau saya sebar foto-foto itu bisa terjadi eksodus besar-besaran orang Indonesia ke Suriah.
Hehehehe…
Diantara cerita beliau yang paling berkesan adalah ketemu grup mujahidin yang seluruh anggota dan ketuanya terdiri dari unsur Jamaah Tabligh.
Begitu dikasih tau, Langsung saya minta beliau kembali lagi kesana, Melakukan wawancara eksklusif dengan daftar pertanyaan yang sudah saya buat. Transkrip dan terjemahan bebasnya kurang lebih begini :
+ “Assalamualaikum warahmatUllah wabarakatuh bro. Gimana kabar ? Kaget juga saya ketemu antum, Kelompok Jamaah Tabligh yang membentuk grup tersendiri. Kalo boleh tau apa alasannya ?”
– “Waalaikumsalam warahmatUllah wabarakatuh… Alhamdulllah kabar kami baik, Semoga Allah memberi kami kebaikan dan menjaga antum di Indonesia dari apa yang kami alami di Suriah sini
Betulnya saya yang kaget. Kok ada orang Indonesia, Kecil badannya, Lugu tampangnya, Keluyuran sendirian di medan perang sini dengan ambulance. Ga peduli bom ga peduli peluru bersliweran, Memasuki gang-gang sempit, Menawarkan bantuan medis pada semua orang yang ditemui, Membawa permen dan jajanan satu karung lalu membagi-bagikannya pada setiap anak kecil. Itu akhlak yang sederhana tapi sangat menyentuh ! Yang insyaAllah semakin menyatukan hati kita sesama muslim !
Semoga Allah memberi antum kebaikan yang banyak dan pahala jihad fiisabiilIllah…
Semoga Allah memberi antum kebaikan yang banyak dan pahala jihad fiisabiilIllah…
Ya betul, Kami sengaja membentuk kelompok khusus Jama’ah Tabligh sebab memandang banyak mujahidin ibadahnya masih kurang baik terutama soal ibadah wajib. Kami tidak menganggap diri lebih baik dari siapapun, Tapi kami melihat kalau bagus juga mengadakan dakwah di tengah medan perang ini, Minimal sama-sama mengingatkan akan ibadah wajib. Sehingga makin sempurna jihad ini
Saban hari kalau tidak ada perang, Kami berpencar mendatangi seluruh grup mujahidin tidak peduli dari faksi apa, Bersilaturahim, Dan menyelidiki aspek ibadah grup tersebut. Kalau sudah bagus, Kami segera berpindah ke grup lain, Kalau belum bagus, Kami bermukim beberapa waktu dan mengajak seluruh anggota grup tertib beribadah
AlhamdulIllah dengan begitu Allah sadarkan banyak mujahidin. Memang hampir tidak ada dari mereka yang kemudian bergabung dengan kami jadi Jama’ah Tabligh. Tapi bukan itu tujuan kami, Sama sekali bukan, Terlintas di pikiran pun tidak pernah. Cukup kami dan mereka sama-sama menjalankan ibadah wajib dan sunnah secara tekun, Sudah bahagia betul kami ini.
Kalau masalah anggota, Itu cuma teknis aja. Kebetulan memang dibentuknya grup ini sudah lama dan para pendirinya memang orang-orang Jama’ah Tabligh, Menginduk ke FSA sejak mula revolusi, Tapi kami tidak pernah mengangkat bendera grup kami dalam perang. Biarlah itu rahasia antara kami dengan Allah. Dan hubungan kami dengan semua faksi sangat baik. Bahkan sekarang ini ketika hubungan antar faksi mujahidin sedang panas dan beberapa kali terjadi perselisihan, Para tetua grup kami dipanggil mendamaikan. Mereka tau kami tidak punya ambisi pribadi dan kelompok dalam perang ini kecuali seluruh ummat muslim dapat menjalankan ibadah dengan baik !”
Tertegun saya membaca jawaban mereka. Dan memang di kemudan hari, Dari kesaksian relawan MMS di lapangan, Akhlak grup ini luarbiasa. Semoga Allah menghebatkan kebaikan mereka, Dan meluruskan kekurangan mereka dengan washilah akhlak mereka yang masyaAllah itu
Lucu dan mengharukannya, Ketika relawan MMS berpamitan, Ketua grup yang diwawancarai itu bilang :
“InsyaAllah kalau perang selesai dan saya masih hidup, Saya akan kembali ziarah ke Indonesia. Dulu saya pernah 6 bulan khuruj berkeliling Indonesia. Kalau saya syahid dan tidak sempat kembali, Titip salam untuk muslimin disana, Dan kawan-kawan saya di Kebon Jeruk Jakarta…”
Dia bilang begitu dengan bahasa Indonesia !
SUMBER : www.gaulpedulisyam.com
# update : artikel ini saya copas dari www.gaulpedulisyam.com... adapun kebenarannya perlu diklarifikasi sama ulama dakwah yg faham perkembangan dan keadaan ahbab / aktivis fakwah dan tabligh didaerah konflik tsb...
# update : artikel ini saya copas dari www.gaulpedulisyam.com... adapun kebenarannya perlu diklarifikasi sama ulama dakwah yg faham perkembangan dan keadaan ahbab / aktivis fakwah dan tabligh didaerah konflik tsb...
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?