Sebenarnya yang namanya Rezki itu telah Allah
tentukan, dan itu tidak akan berkurang atau bertambah menurut usaha kita. Rizki
mengejar kita sebagaimana mati mengejar kita, kita tidak bisa lari dari mati dan
begitu juga sebelum rizki. Kita tidak akan mati sebelum Rizki kita habis
walaupun itu hanya satu hirupan udara. Ini harus kita yakini, jika tidak maka
kita tidak akan lolos dari ujian dan keadaan yang Allah kasih. Kini orang
mengira dengan mencuri, merampok, korupsi, atau dengan meningkatkan bisnisnya,
rizkinya akan bertambah. Seseorang yang berusaha mati-matian untuk mendapatkan
rezki yang lebih dari apa yang Allah telah tetapkan ini adalah kemustahilan.
Tetapi bukannya kita berhenti kerja, karena kerja ini perintah Allah dan sunnah
nabi. Lihat perintah Allah dulu apakah dengan duduk saja nanti Allah yang
datangkan, atau kita disuruh menyebar mencari rizki. Lihat Perintahnya dulu
dalam masalah pekerjaan ini, Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk
duduk-duduk saja tanpa bekerja. Namun jangan pernah tinggalkan perintah Allah
untuk mendapatkan rizki. Lakukan apa yang kamu mampu nanti Allah akan melakukan
apa yang kamu tidak mampu yaitu memberi keberkahan, kecukupan, ketenangan dan
jalan keluar dalam setiap masalah.
Mengapa hari ini, banyak orang yang meresa
susah rizkinya, jodohnya, asbab2xnya, dan lain-lain. Ini karena mereka tidak mau
menjaga perintah Allah dalam pekerjaan atau keadaan mereka. Jaga perintah Allah
dalam perdagangan, pertanian, perkantoran, dan profesi kita yang lain, maka
Allah yang akan berikan kita berkah dan manfaat. Ketika Musa AS hijrah, saat itu
dia adalah seorang pengangguran, tidak punya apa-apa. Namun asbab Musa AS jaga
perintah Allah dalam setiap keadaan maka Allah SWT memberinya jalan keluar dalam
setiap masalahnya.
Suatu ketika, Musa AS melihat seorang wanita
yang cantik berdiri diantara pohon. Melihat hal itu darah muda Musa AS naik,
lalu Musa AS menegur wanita tersebut mengapa dia tidak dirumah saja karena dapat
mengganngu pria-pria yang lain. Inilah perintah Alah SWT yang pertama yang
dijaga Musa AS. Namun wanita itu memberi alasan bahwa ayahnya sudah tua dan dia
kemari untuk mengambil air. Namun karena ketika itu banyak laki-laki yang
berebutan ambil air di sumur sehingga dia harus menunggu di balik pohon agar
tidak terlihat. Melihat hal itu Musa AS Iqrom mengambilkan air buat wanita itu
untuk dibawa kerumah wanita tersebut. Dan ini perintah Allah yang kedua yang
dijaga Musa AS yaitu menolong orang yang sedang berada dalam kesulitan. Dalam
perjalanan kerumahnya Musa AS yang berjalan dibelakang wanita itu tidak menyukai
posisinya karena Musa AS masih dapat melihat punggung dan kaki dari wanita
tersebut. Melihat punggungnya saja Musa AS sudah tidak mau, sehingga Musa AS
memerintahkan wanita itu untuk berjalan dibelakangnya, dan Musa AS meminta
wanita itu melempar kerikil sebagai arah jalan. Inilah perintah Allah yang
ketiga yang dijaga oleh Musa AS.
Setelah sampai dirumah wanita tersebut ternyata
dia adalah anak seorang nabi yaitu Nabi Syuaib AS. Melihat kebaikan-kebaikan dan
akhlaq dalam diri Musa AS, Nabi Syuaib AS, memberinya pekerjaan, lalu diangkat
sebagai muridnya, diberi rumah, dan dinikahkan dengan anaknya. Padahal
sebelumnya ia hanya seorang pengangguran, miskin, gak ada tempat tinggal, dan
gak punya jodoh. Asbab menjaga perintah Allah, Allah berikan Musa AS jalan
keluar dari segala masalah yaitu pekerjaan yang halal dan berkah, rumah tempat
tinggal, dan dinikah dengan anaknya syuro’ yang jamilah dan alimah. Hari ini kenapa kita masih susah saja
padahal dari segi kehidupan kebendaan kita lebih baik dari yang dipunya Musa AS,
baju kita lebih baik, rumah kita lebih baik, dan makanan kita lebih baik dari
yang dimakan Musa AS. Ini karena kita belum buat kepustusan untuk menjaga
perintah Allah.
Namun Allah tidak menguji kita ketika susah
saja, Allahpun menguji kita ketika kita senang. Apakah kita masih mau menjaga
perintah Allah ketika senang. Ketika Musa AS sudah mendapatkan kebaikan yang
banyak maka turun perintah Allah Ta’ala kepada Musa AS untuk Khuruj Fissabillillah Dakwah kepada
Firaun. Jadi Allah uji kita bukan hanya dengan keadaan susah tetapi juga dengan
keadaan senang.
Suatu ketika istri Musa AS sedang sakit dan
kedinginan, Musa AS yang biasa menyalakan api dengan kayu agar dapat memberikan
kehangatan buat istrinya, kali ini apinya tidak menyala. Lalu Allah nampakkan
kepada Musa AS api yang menyala dari bukit Thursina. Demi istri Musa AS, sama
seperti kita rela bersusah-susah pergi jauh-jauh untuk mencarikan api buat
istrinya yang sedang kedinginan. Bedanya dengan kita, hari ini kita susah-susah
pergi jauh-jauh agar istri bisa terpuaskan keinginannya, ke hero, ke toko emas,
ke toko baju. Rela korbankan harta untuk keluarga, sehingga akhirnya duitnya
habis tidak jadi dipakai keluar di jalan Allah.
Ketika sampai di bukit Thur, Api yang
dilihatnya ternyata tidak ada. Disini Musa AS hendak ditarbiyah oleh Allah
Ta’ala, bahwa tidak perlu
api untuk menghangatkan, atau makanan untuk mengenyangkan, air untuk
menghilangkan haus, karena semua itu manfaat dan mudharatnya atas izin dari
Allah. Itulah yang Allah Ta’ala ajarkan kepada Musa AS ketika tongkatnya menjadi ular lalu
menjadi tongkat kembali atas perintah dari Allah Ta’ala. Memang secara logika perintah Allah
tidak masuk diakal, ini karena Allah sembunyikan QudratNya dibalik perintahNya.
Namun untuk menyempurnakan Iman dan Yakin ini perlu pengorbanan dengan jiwa dan
harta.
Maka walaupun Musa AS masih dalam keadaan
belum sempurna keyakinannya, Allah tetap perintahkan Musa AS untuk pergi Dakwah
kepada Firaun. Siapa itu Firaun yaitu Ahli Dunia yang mengaku sebagai Tuhan
karena merasa mampu melakukan segala-galanya. Disitu Musa AS harus membuat
keputusan, istri yang sedang sakit dan kedinginan, atau menunaikan perintah
Allah. Istri jelas-jelas sedang sakit tetapi Allah malah menyuruh Musa AS untuk
meninggalkan istrinya pergi di jalan Allah. Ini perintah Allah yang sangat
bertentangan dengan Nafsu Musa AS ketika itu. Ada masalah tetapi malah disuruh
pergi di jalan Allah. Musa AS bertanya kepada Allah bagaimana dengan istrinya
lalu Allah perintahkan Musa AS untuk memukul batu dengan kayunya. Setalah tiga
kali memukul hingga batu itu pecah menjadi batu yang lebih kecil didapati oleh
Musa AS, seekor ulat yang sedang memuji Allah karena Allah tidak melupakan
Rizkinya. Ulat dalam batupun masih dalam pemeliharaan Allah. Lalu Musa berkata
bahwa Firaun mempunyai Bala Pasukan yang banyak, dan ia meminta Harun diangkat
sebagai Nabi sebagai teman yang membantunya. Allah berkata mahfum kepada Musa
AS untuk tidak takut karena “Aku bersama Engkau”. Namun karena Musa AS
memberikan alasan agar Harun AS dapat membantunya dalam menyampaikan Dakwah
kepada Firaun, akhirnya do’a
Musa AS ini diterima.
Musa AS berdo’a kepada Allah :
Robbishrohli sodri : Ya Allah aku berlindung
kepadamu dari sesaknya dadaku
Harus buat keputusan karena banyaknya
pertimbangan.
Wayah sirli Amri : Ya Allah bantulah
urusanku
meninggalkan istri yang sedang sakit dan
sedang menunggunya untuk dirawat.
Wahlul uhdatam mi lisani yafqohu qouli : Ya
Allah mudahkan lidahku dalam menyampaikan
Musa AS mulutnya cadel tidak bisa bayan
dengan benar tetapi tidak menghalanginya untuk dakwah kepada Firaun, Bayan hanya
keperluan saja bukan kepentingan Dakwah. Yang penting adalah pengorbanannya
dalam menjalankan perintah Allah. Sampaikan walaupun satu ayat
Jangan jadikan alasan tidak bisa bayan tidak
mau dakwah atau keluar di jalan Allah. Lihat Musa AS tidak bisa bayan apakah ia
berhenti dari dakwah, dakwahnya jalan terus walaupun tidak bisa bayan. Walaupun
dalam kondisi yang sangat sulit, Musa AS nafikan Nafsunya dan buat keputusan
untuk ikuti maunya Allah, keluar ke negeri jauh. Tidak ada Musyawarah dengan
istri bahkan ia meninggalkan istri dalam keadaan sakit. Jadi apa yang di
korbankan Musa ketika itu, ada 3 perkara :
- Mal atau Harta Berupa domba2xnya dan tempat tinggalnya
- Hal atau Keadaan Keadaan yang sulit yaitu istri yang sedang sakit
- Al atau Keluarga Istri yang dicintai
Inilah Pengorbanan Musa AS demi perintah
Allah, dia nafikan keadaannya dan hanya membenarkan perintah Allah. Hari ini
kita logikan perintah Allah, sehingga kita bisa mudah mengikuti Nafsu kita.
Istri dan Anak belum diberi uang belum bisa berangkat. Dikira kita ini yang
menghidupkan dan memberi makan mereka sehingga perintah Allah kita logikan. Jaga
anak dan istri kan perintah juga, nanti kalau udah siap baru saya berangkat.
Siapnya kita adalah menurut Nafsu beda dengan siapnya Musa AS. Ini karena kita
belum mengambil keputusan, sehingga perintah Allah ini belum bisa kita kerjakan
secara sempurna.
Maka ketika Musa AS akan pergi, dia diberi
Bayan Hidayah dulu oleh Allah mahfum : “Sampaikanlah dengan hikmah mudah-mudah
dia sadar”. Maka ketika Musa AS sampai dihadapan Firaun Musa AS, Firaun
mengumpulkan para ahli sihirnya untuk mengalahkan Nabi Musa AS. Hanya saja
dibelakang Dai ada Allah Ta’ala. Jika Allah sudah menyatakan perang, siapa yang bisa menang
melawan Allah. Akhirnya penyihir Musa AS mengetahui hal ini, lalu mereka
bertobat dan menyatakan keislamannya. Sudah berbagai macam kebesaran yang Allah
nampakkan kepada Firaun, namun Firaun hatinya masih menolak karena gengsi bahwa
Musa ini dari kalangan hamba.
Ketika Musa AS membawa Bani Israil dari
cengkraman Firaun, Musa AS terjebak diantara lautan dan pasukannya Firaun yang
siap membantai Bani Israil. Inilah yang membedakan imannya seorang abid dan
seorang dai, Bani Israil berkata bahwa mereka celaka sebab laut didepannya dan
firaun dibelakang mereka. Tetapi apa kata Musa AS, “Allah bersama Saya”. Apa
yang dilakukan Musa AS ketika itu, dia menunggu perintah Allah, tidak buat
ide-ide dengan Nafsunya, seperti gunakan tongkat untuk memukul Firaun. Tetapi
perintah Allah memukulkan tongkatnya ke laut. Sehingga karena perintah Allah
laut terbelah menjadi dua belas jalan. Allah berikan Musa dan Bani Israil jalan
keluar dari masalah. Siapa yang menyelesaikan masalah ? Allah yang selesaikan
masalah.
Ketika Firaun berusaha mengikuti jalan Bani
Israil, Musa AS langsung pukulkan tongkatnya ke laut. Tetapi tidak membawa
perubahan apa-apa, ini karena tongkat Musa AS ini hanya mahluk, dan laut
terbelah atas perintah Allah. Jadi tongkatnya tidak bisa berbuat apa-apa selain
dari apa yang Allah telah perintahkan. Lalu Allah perintahkan kepada laut untuk
menenggelamkan Firaun dan Bala tentaranya. Ketika terombang ambing dalam laut,
Firaun mengakui Allah Tuhannya Musa AS dan Bani Israil. Namun apa kata Allah,
saat ini baru kamu mau bertobat setelah sejauh ini engkau menentangku, maka
tidak diterima oleh Allah.
Hari ini orang yang tidak taat kepada Allah
kelihatan seperti jaya dan bahagia, namun ujung-ujungnya hanya orang yang
beriman dan yang mau menjaga perintah Allah yang akan dimenangkan oleh Allah dan
yang akan bahagia. Sama seperti Firaun yang awalnya kelihatan bahagia dan Musa
kelihatan susah dan menderita tetapi ternyata akhirnya Musa AS lah yang di
menangkan oleh Allah dan di muliakan sampai akhir jaman. Jika kita jaga perintah
Allah maka Allah akan jaga kita. Untuk ini kita perlu buat keputusan dan buat
pengorbanan.
( BAYAN ALM. K.H. ABDUL HALIM )
( BAYAN ALM. K.H. ABDUL HALIM )
0 komentar:
Posting Komentar
WHAT IS YOUR OPINION?