DZIKIR FIDA'
Dzikir Fida’
adalah dzikir untuk memohon kepada Allah agar diselamatkan dari api
neraka, baik untuk diri sendiri ataupun diperuntukkan pada orang lain yang
telah meninggal. Adapun kalimat dzikir Fida’ itu bermacam-macam
diantaranya:
• Membaca
kalimat tahlil sebanyak 70.000 / 71.000.
• Membaca
surat Ikhlas sebanyak 1.000 / 100.000, dan lain sebagainya.
• Dzikir
Fida’ bisa dilaksanakan untuk sendiri atau orang lain, dan dapat dilaksanakan
dalam satu majelis atau dicicil. Lafadz niatnya perlu dibedakan dan dijelaskan.
Sebagaimana
diterangkan dalam beberapa kitab diantaranya :
1. Tafsiir
As-Shoowi, Juz 4 hal. 498 ( Ahmad Shoowi Al-Maliki )
ومنها :
اَنَّ مَنْ قَرَأَهَا مِائَةَ أَلْفِ مَرَّةٍ فَقَدِ اشْتَرَى نَفْسَهُ مِنَ
اللهِ, وَنَادَى مُنَادٍ مِنْ قِبَلِ اللهِ تَعَالَى فِىْ سَمَوَاتِهِ وَفىِ
أَرْضِهِ : اَلاَ إِنَّ فُلاَناً عَتِيْقُ اللهِ, فَمَنْ كَانَ لَهُ قَبْلَهُ
بِضَاعَةً فَلْيَأْخُذْهَا مِنَ اللهِ غَزَّ وَجَلَّ, فَهِيَ عَتَاقَةٌ مِنَ
النَّارِ لَكِنْ بِشَرْطِ اَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَيْهِ حُقُوْقٌ لِلْعِبَادِ أَصْلاً,
اَوْ عَلَيْهِ وَهُوَ عَاجِزٌ عَنْ أَدَائِهَا.
تفسير الصاوى
: الجزء الرابع ص : 498
Sebagian
dari fadlilahnya surat Ihlas yaitu : sesungguhnya orang yang
membacanya sebanyak 100.000 kali maka dia telah membeli dirinya sendiri
dari Allah dan Malaikat akan mengumumkan dari sisi Allah di langit dan di bumi
“ ketahuilah sesungguhnya si fulan adalah hamba yang dimerdekakan oleh
Allah, siapa saja yang mempunyai hak yang di tanggung fulan maka mintalah dari
Allah “. Maka surat Ihlas tersebut akan memerdekakan dari neraka, tetapi dengan
syarat tidak mempunyai tanggungan pada orang lain, atau punya
tanggungan tapi tidak mampu membanyarnya.
2. Kitab
Khoziinatul Asroor, hal. 157 ( Sayyid Muhammad Haqqin Nazili )
وَأَخْرَجَ مُسْلِمٌ
وَغَيْرُهُ …. وَفِي رِوَايَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ اْلاِخْلاَصِ بِإِخْلاَصٍ حَرّمَ اللهُ جَسَدَهُ
عَلَى النّارِ اهـ .
خزينة
الاسرار ص: 157
Imam Muslim
dan lainnya meriwayatkan…. dalam riwayat yang lain Rosulullah SAW.
bersabda : barangsiapa membaca surat al-Ikhlas dengan hati yang ikhlas maka
Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka.
3. Kitab
Khoziinatul Asoror, hal. 188 ( Sayyid Muhammad Haqqin Nazili )
وَاَيْضًا
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ لاَاِلهَ
اِلاَّ اللهُ أَحَدًا وَسَبْعِيْنَ اَلْفًا اِشْتَرَى بِهِ نَفْسَهُ مِنَ اللهِ
عَزَّ وَجَلَّ رَوَاهُ اَبُوْ سَعِيْدٍ وَ عَائِشَةٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
وَكَذَا لَوْ فَعَلَهُ لِغَيْرِهِ أَقُوْلُ وَلَعَلَّ هَذَا الْحَدِيْثَ
مُسْتَنَدُالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ فىِ تَسْمِيَّةِ الذِّكْرِ كَلِمَةَ
التَّوْحِيْدِ بِهَذَا اْلعَدَدِ عَتَاقَةً جَلاَلِيَّةً وَاشْتَهَرَتْ فىِ ذَلِكَ
حِكَايَةٌ ذَكَرَهَا الشَّيْخُ اْلاَكْبَرُ عَنِ اْلاِمَامِ أَبِي
اْلعَبَّاسِ اْلقُطْبِ اْلقَسْطَلاَنِى نَقْلاً عَنِ الشَّيْخِ أَبِي الرَّبِيْعِ
الْمَالِكِى دَالَّةً عَلىَ صِدْقِ هَذَا الْخَبَرِ بِطَرِيْقِ اْلكَشْفِ اهـ
.
خزينة
الاسرار ص: 188
Rosulullah SAW.
bersabda : “Barangsiapa yang membaca kalimat Laa Ilaaha Illallah sebanyak
71.000 maka dia telah membeli dirinya sendiri dari Allah Azza wa Jalla”. Hadits
riwayat Abu Sa’id dan ‘Aisyah r.a. begitu juga kalau dia melakukan untuk orang
lain. Hadits ini adalah sebagai sandaran dasar para Ulama’ Shufi untuk
menamakan dzikir dengan kalimat tauhid dengan jumlah hitungan tersebut dengan nama
‘Ataqoh Jalaliyyah. Cerita tentang kebenaran dzikir ini sudah sangat masyhur,
diantaranya yang ditutur oleh as-Syaikh al-Akbar dari Imam Abi al-Abbas
al-Qutbi al-Qostholani dari Syaikh Abi Robi’ al-Maliki untuk menunjukkan
kebenaran hadits ini dengancara mukasyafah.
4. Kitab
Irsyaadul ‘Ibaad, hal. 4 (Zainuddin abdul Aziz Ibnu Zainuddin Al-Malibari)
وَحُكِىَ
اَيْضًا فِيْهِ عَنِ الشَّيْخِ أَبِي يَزِيْدَ الْقُرْطُبِى قَالَ سَمِعْتُ فِى
بَعْضِ اْلأَثاَرِ أَنَّ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ
سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ فِدَآءً مِنَ النَّارِ.
إرشاد العباد
ص : 4
Diriwayatkan
lagi dari Syaikh Abi Yazid al-Qurtubi berkata : saya mendengar dari
sebagian atsar (perkataan Shohabat) “ barangsiapa mengucapkan kalimat Laa
Ilaaha Illallah sebanyak 70.000 kali, maka kalimat tersebut menjadi tebusan
baginya dari api neraka
5.
Khoziinatul Asroor, hal. 159( Sayyid Muhammad Haqqin Nazili )
وَيقولُ
الفَقِيْرُ أَعْتَقَهُ اللهُ مِنَ السَّعِيْرِ اِنِّي رَأَيْتُ شَيْخًا
فىِ المَسْجِدِ الْحَرَامِ فىِ رَمَضَانَ سَنَةَ اِثنَتَيْنِ
وَسِتِّيْنَ وَمِائَتَيْنِ وَاَلْفٍ يَقْرَأُ سُوْرَةَ اْلاِخْلاَصِ عِنْدَ بَابِ
الدَّاوُدِيَةِ لَيْلاً وَنَهَارً كُلَّ رَمَضَانَ فَقَبَّلْتُ يَدَهُ فَقُلْتُ
يَا سَيِّدِى وَمَوْلاَيَ اِنِّىْ اَرَاكَ كُلَّ يَوْمٍ تَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ
أَحَدٌ أَخْبِرْنِىْ عَنْ فَوَائِدِهِ وَأَسْرَارِهِ فَقَالَ
أَعْتَقْتُ رَقَبَتىِ مِنَ النَّارِ يَا وَلَدِىْ وَشَارَ بِيَدِهِ اِلىَ
عُنُقِهِ فَقُلْتُ أَجِزْنِيْهَا فَأَجَازَنِىْ وَأَذِنَ لِىْ وَدَعَا لِىْ بِالْبَرَكَةِ
فِيْهِ وَفَّقَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ لِقِرَائَتِهَا اَلْفَ مَرَّةٍ وَبِهَا
اْلاِجَازَةُ لِمَنْ قَرَأَهَا بِالخَطِّ وَالكِتَابَةِ بَارَكَ اللهُ لَناَ
وَلَكُمْ وَفَتَحَ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ جَعَلَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ
مِنَ اْلمُخْلِصِيْنَ بِحُرْمَةِ اْلاِخْلاَصِ.
خزينة
الاسرار ص : 159
Al-Faqir
berkata (semoga Allah memerdekakannya dari neraka Sya’ir) : saya melihat
seorang Syaikh di Masjidil Haram pada bulan Romadlon tahun 1.261 sedang membaca
surat al-Ikhlas di sebelah pintu Dawudiyyah malam dan siang hari setiap
bulan Romadlon. Kemudian aku mengecup tangannya sambil berkata : Wahai Tuanku,
aku melihatmu setiap hari membaca surat Ikhlas, berilah tahu padaku tentang
faedah dan rahasianya. Kemudian dia menjawab : aku ingin memerdekakan jasadku
dari neraka wahai anakku, dan dia mengangkat tangan ke lehernya. Aku
berkata : berilah aku ijazah, kemudian beliau mengijazahiku dan memberi izin
padaku serta mendo’akan barokah. Semoga Allah memberi pertolongan pada
kamu untuk membacanya sebanyak 1.000 kali. Dan ini merupakan ijazah
melalui tulisan bagi orang yang mau membacanya. Semoga Allah memberi barokah
pada kita dan membukakan rohmatnya. Mudah-mudahan Allah
menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang selamat sebab kemuliaan
surat al-Ikhlas.
6. Kitab
Khoziinatul Asroor, hal. 188 ( Sayyid Muhammad Haqqin Nazili )
وَقَدْ
نَقَلَهَا أَبُوْ سَعِيْدِ الْخَادِمِى فِى الْبَرِيْقَةِ شَرْحِ الطَّرِيْقَةِ
الْمُحَمَدِيَّةِ وَغَيْرُهُ مِنَ الثِّقَاةِ اْلاِثْبَاتِ عَلىَ اَنَّ
الْحَدِيْثَ الضَّعِيْفَ يُعْمَلُ بِهِ فِيْ فَضَائِلِ اْلاَعْمَالِ , لاَ
سِيَّمَا وَهُوَ مُخَالِفٌ لِلْقِيَاسِ
خزينة
الاسرار ص : 188
Demikian itu
juga dikutip oleh Abu Sa’id Al-Khodimi dari parawali itsbat yang
terpercaya yang tersebut dalam kitab Al-Bariqoh, Syarah kitab At-Thoriqotul
Muhamadiyyah dan lainnya, bahwa hadits dhoif boleh diamalkan dalam hal
Fadloilil ‘Amal (keutamaan amal) meskipun tidak sesuai dengan qiyas.
SUMBER :
SUMBER :
7. Alm. Habib Munzir berkata :
Sumber : CAMBUK SYETAN.... |
8. Penebusan diri dari api neraka itu telah ada sejak zaman Baginda
Habibillah Rasulillah Muhammad SAW dan berkembang corak dan ragamnya.
Kendati demikian, metode yang secara khusus diamalkan oleh para
Masyayikh al-'Arifun Billah min Saadaatinaa wa Habaa-ibinaa al-Haadiin
al-Muhtadiin RA yang telah masyhur dengan istilah dzikir fida', terbagi
menjadi dua metode:
Pertama; 'Ataqot al-Shughra, yaitu membaca "Subhanallah wa Bihamdih" seribu kali (1.000 x) dan "Laa ilaaHha illallaHh " tujuh puluh ribu kali (70.000 x), sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api neraka. Kedua; 'Ataqot al-Kubra, yaitu membaca surat al-Ikhlas sebanyak seratus ribu kali (100.000 x), sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api neraka. Dan untuk menunjukkan kesungguhan itu semua, mereka memberikan mahar laksana kewajiban mahar dalam pernikahan. Bahkan diantara ulama salaf ada yang menebus dirinya dari siksa api neraka dengan seluruh harta yang dimilikinya. Dalam memberikan mahar harus ada kesungguhan, apalah artinya dunia jika dibanding dengan keselamatan dan kebahagiaan di akhirat.
Dasar dua metode penebusan diri dari api neraka yang beraneka corak ragamnya itu, kesemuanya telah tersurat dan tersirat dalam nushush (penjelasan) di bawah ini:
A). Firman Allah SWT [Q.S. al-Taubah: 111]:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآَنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. [التوبة/111]
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” [Q.S. al-Taubah: 111]
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآَنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. [التوبة/111]
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” [Q.S. al-Taubah: 111]
B). Firman Allah SWT [Q.S. al-Baqarah: 207]:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ. [البقرة/207]
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” [Q.S. al-Baqarah: 207]
C). Firman Allah SWT [Q.S. al-Zumar: 15]:
قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ. [الزمر/15]
“Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat." Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” [Q.S. al-Zumar: 15]
9. Rasulullah SAW bersabda:
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ - أَوْ تَمْلأُ - مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا. (رواه مسلم)
“Kesucian itu setengah dari iman (yakni segi bathin), Alhamdulillah itu memenuhi timbangan, Subhanallah Wal Hamdulillah itu dapat memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya (yang dapat menyinari hati orang mukmin di muka bumi), shadaqah adalah bukti, sabar (dalam beribadah dan meninggalkan maksiat) adalah cahaya yang gilang gumilang (yang dapat menghilangkan segala macam kesempitan). Al-Qur’an adalah pedoman pokok, bermanfaat untukmu atau berbahaya atasmu. Semua manusia pergi di waktu pagi, lalu ada yang menjual, membebaskan atau memusnahkan dirinya.” [H.R. Muslim]
Dalam komentarnya, Imam al-Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW "Semua manusia pergi di waktu pagi, lalu ada yang menjual, membebaskan atau memusnahkan dirinya" adalah setiap manusia berusaha dengan dirinya sendiri, lalu di antara mereka ada yang menjual dirinya kepada Allah SWT dengan ketaatannya, sehingga membebaskannya dari siksa. Dan sebagian yang lain menjual dirinya kepada syaithan dan hawa nafsunya dengan cara patuh kepada keduanya, sehingga mencelakakannya.
10. Dalam Shahih Bukhari, dari shahabat Abu Huraiarah RA, beliau berkata: “Rasulullah SAW berdiri ketika Allah SWT menurunkan ayat “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S. al-Syu’ara: 214)”, beliau bersabda: “Wahai orang-orang Quraisy, belilah (selamatkanlah) diri kalian (dari siksa), aku tidak kuasa memberi jaminan apapun kepada kalian terhadap Allah SWT. Wahai Bani Manaf, aku tidak kuasa memberi jaminan apapun kepada kalian terhadap Allah SWT. Wahai Abbas bin Abdul Muthalib, aku tidak kuasa memberi jaminan apapun kepadamu terhadap Allah SWT. Wahai Shafiyah bibi utusan Allah, aku tidak kuasa memberi jaminan apapun kepadamu terhadap Allah SWT. Wahai Fathimah putri Muhammad SAW, mintalah apa saja yang engkau inginkan dari hartaku, aku tidak kuasa memberi jaminan apapun kepadamu terhadap Allah SWT.” [H.R. Bukhari]
11. Dalam Shahih Muslim, sahabat Abu Hurairah mengisahkan bahwa ketika turun ayat “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S. al-Syu’ara: 214)”, Rasulullah SAW memanggil orang-orang Quraisy, lalu mereka berkumpul. Kemudian Rasulullah SAW menyampaikan sabda secara umum dan secara khusus, beliau bersabda: “Wahai Bani Ka’ab bin Lu’ai, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Murrah bin Ka’ab, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Hasyim, selamtkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Abdil Muthalib, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fathimah, selamatkanlah dirimu dari api neraka. Karena sesungguhnya aku tidak kuasa menjamin apapun kepada Allah untuk kalian. Hanya saja kalian mempunyai hubungan kerabat, dan aku selalu melestarikannya dengan menyambung dan mempererat (tali silaturrahim dan memuliakan).” [H.R. Muslim]
Yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW “Sesungguhnya aku tidak berkuasa menjamin apapun kepada Allah untuk kalian” adalah janganlah kalian mengandalkanku karena kalian mempunyai hubungan kerabat denganku, sesungguhnya aku tidak berkuasa untuk menolak kemadlaratan yang dikehendaki oleh Allah SWT kepada kalian.
ALLAHUMMA ANTA RABBII.. |
12. Diriwayatkan dari Sayidina Abdullah bin Abbas RA, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tiap pagi membaca “Subhanallahi wabihamdihi” seribu kali, maka sungguh ia telah membeli dirinya dari Allah SWT dan ia di akhir hidupnya menjadi orang yang dimerdekakan oleh Allah SWT.” [H.R. al-Thabrani dalam kitabnya Mu’jam al-Ausath]
Dalam sebagian atsar diriwayatkan bahwa barang siapa mengucapkan Laailaha Illallah tujuh puluh ribu kali, maka hal itu akan menjadi tebusan dirinya dari api neraka. Sayiduna al-Syaikh Muhammad bin Abu Bakar al-Syili Ba’alawi RA berkata: “Ayahku mengumpulkan jamaah, mereka membaca tasbih seribu kali, kemudian menghadiahkannya kepada sebagian orang-orang yang telah meninggal, membaca Lailaaha Illallah seribu kali, kemudian menghadiahkannya kepada sebagian orang-orang yang telah meninggal. Penduduk Tarim (Yaman) sangat memperhatikan dan antusias dalam hal ini. Mereka berpesan kepada sebagian yang lain dengan menggunakan harta untuk hal (penebusan) itu. Ayahku adalah orang yang mendorong dan pendiri/pelaksana kegiatan ini. Demikian inilah apa yang dikerjakan oleh kaum sufi dan turun-temurun dari zaman dahulu hingga sekarang. Sebagian dari mereka berpesan agar menjaga dan melestarikannya. Mereka menuturkan bahwa dengan hal itu Allah SWT memerdekakan hamba yang dihadiahi itu sebagaimana tercantum dalam hadits.”
13.Al-Imam Abu al-Farj Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab al-Hanbali menuturkan bahwa sekelompok ulama salaf membeli dirinya dari Allah SWT dengan harta mereka. Di antara dari mereka membelinya dengan menyedekahkan semua hartanya, seperti Habib bin Abi Muhammad. Ada yang menyedekahkan dengan timbangan peraknya sebanyak tiga atau empat kali, seperti Khalid bin al-Thahawi. Dan juga ada yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal kebaikan dan mengatakan: “Aku hanyalah seorang tawanan yang berusaha untuk bebas.”, seperti ‘Amr bin ‘Uthbah. Sebagian dari mereka membaca tasbih sebanyak dua belas ribu kali setiap hari sesuai dendanya, seolah-olah ia telah membunuh dirinya sendiri, sehingga untuk membebaskan (hukumannya) ia harus membayar dendanya.
14. Syeikh Abu al-Abbas Ahmad al-Qasthalani RA berkata: “Aku mendengar Syaikh Abu Abdillah al-Qarsyi berkata: “Aku mendengar Abu Yazid al-Qurthubi RA berkata dalam sebagian atsar: “Barang siapa yang mengucapkan Laailaha Illallah tujuh puluh ribu kali, maka hal itu menjadi tebusannya dari api neraka. Maka aku mengamalkan hal itu karena mengharap berkah janji itu. Lalu aku mengerjakannya dan sebagiannya kupersembahkan untuk keluargaku. Aku mengerjakan beberapa amal untuk simpanan diriku sendiri (di hari kiamat). Pada waktu itu ada seorang pemuda yang bermalam bersama kami, pemuda itu dianugerahi ilmu kasyaf, mampu melihat surga dan neraka. Para jamaah memang menilai pemuda itu sebagai orang yang mempunyai keutamaan walaupun usianya masih muda. Di dalam hatiku terbesit sesuatu tentang pemuda itu. Kemudian sebagian ikhwan sepakat untuk mengundang dan mengajak kami ke rumah pemuda itu. Kami menyantap makanan dan pemuda itu bersama kami. Tiba-tiba pemuda itu berteriak yang menimbulkan asumsi tidak baik. Pemuda itu berkata: “Wahai paman, ini adalah ibuku sekarang berada di neraka.” Pemuda itu berteriak dengan teriakan yang sangat keras. Siapapun yang mendengarnya pasti akan mengerti kalau pemuda itu tertimpa masalah yang sangat besar. Setelah aku melihat kepanikan dan kesedihannya, maka aku berkata: “Hari ini aku akan mencoba untuk bersedekah kepadanya. Lalu Allah SWT memberi ilham kepadaku untuk membacakan Lailaaha Illallah sebanyak tujuh puluh ribu kali dan hanya Allah sajalah yang mengetahui hal itu. Aku berkata dalam hatiku: “Atsar ini pasti benar dan orang-orang yang meriwayatkan kepadaku adalah orang-orang yang jujur. Ya Allah, Laailaha Illallah sebanyak tujuh puluh ribu ini adalah sebagai tebusan bagi ibu pemuda ini.” Belum selesai hatiku berkata seperti itu, tiba-tiba pemuda itu berkata: “Wahai paman, ibuku ini telah dikeluarkan dari neraka.” Segala puji bagi Allah. Dengan peristiwa itu aku memperoleh dua faidah. Pertama, menguji kebenaran atsar. Kedua, dapat menyelamatkan pemuda itu dan mengetahui kejujurannya.”
Syakhul Akbar Muhyiddin bin al-Arabi pernah berwasiat untuk menjaga dan mengerjakan amalan yang dapat membebaskan seorang hamba dari api neraka, yakni dengan membaca Laailaha Illallah sebanyak tujuh puluh ribu kali. Karena dengan bacaan sebanyak itu sesungguhnya Allah SWT akan membabaskan seorang hamba dari api neraka atau membebaskan orang yang dihadiahi bacaan itu.
Syaikh Muhammad Nawawi bin ‘Amr al-Jawi RA berkata: “Bacaan Laailaha Illallah sebanyak ini (tujuh puluh ribu kali) disebut ataqat al-sughra (pembebasan kecil), sebagaimana halnya surat al-Ikhlash ketika dibaca sampai seratus ribu kali disebut ataqat al-kubra (pembebasab besar), walaupun hal itu dilakukan pada jarak beberapa tahun, karena tidak disyaratkan untuk berturut-turut.
والله أعلم بالصواب وإليه المرجع والمآب . وصلى الله على سيدنا وحبيبنا وقرة أعيننا ومولانا محمد صلى الله عليه وآله وسلم وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا الى يوم الدين , والحمد لله ربّ العالمين .
SUMBER :
SANGAT BERMANFAAT
BalasHapusdzikir fida` 70.000x laailahailallah saya masih belum dapat sumber yang jelas dan hukum hadits nya...
BalasHapusapakah hukum atsar itu sudah bisa di pertanggung jawabkan..
adakah hadits/hukum khusus mengenai dzikir fida` ini ?
Baca juga disini : : http://www.muslimedianews.com/2014/05/tahlil-fida-70000-kali-difatwakan.html#ixzz5LSXAjNhf
HapusTdk usah ragu2 dgn zikir fida. Allah suka hamba yg memperbanyak zikir kepadanya. 1 juta atau 5 juta zikir tahlil atau zikir al ikhlas sekalipun tetap Allah senang dan pasti kelak di balasnya dgn sempurna di akhirat. Asal di dasari dgn niat ikhlas saat di kerjakan. Org2 yg mempertanyakan dasar hadisnya adalah org2 yg hanya ingin menimbulkan fitnah dan keretakan dlm tubuh islam. Dari pada mulut di pakai membicarakan hal yg sia2 lebih baik selalu di basahi dgn zikir. Sangat menguntungkan dan menjanjikan keselamatan di akhirat.
BalasHapusAminnn yra 🤲🤲🤲
HapusMasyallah, sangat bermanfaat sekali artikelnya
BalasHapusbahkan pada Bacaan Sholat juga terdapat beberapa kalimat memohon ampun kepada Allah Subhanallahuwata'ala
semua amal di dasari niat...alhamdulilah sudah memberitahu rahasia dunia
BalasHapusCara untuk mengirim buat kedua ortu dan kakak gmn niatna? Apakah sm dgn suma ila ruhi..
BalasHapusTerus sblm zikir berdoa dl? Ato gmnohon penjelasanna
bagaimana cara niat zikir fida
BalasHapusbagaimana cara niat zikir fida
BalasHapusAmalan org tarikat lebih drpd 70000 mrk amal
BalasHapus