NASEHAT TAK BERJUDUL

Nahmaduhu Wa Nushalli 'ala Rasulihil karim

Allah yang telah menciptakan kita. Allah menciptakan kita untuk apa, supaya kita hidup mendapatkan ridha dari Allah Swt. Menyempurnakan perintah-perintah Allah Swt, menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Swt, kemudian bertemu dengan Allah Swt. Bila menjadikan kehidupan Rasulullah Swt sebagai kehidupan kalian, maka di dunia bahagia, di akhirat bahagia.

Allah Swt tidak jadikan dunia tempat bersenang-senang, tapi dunia hanyalah sekedar permainan. Ini adalah alat kesenangan yang menipu. Dunia adalah sebelah sayap nyamuk, dunia adalah sarang laba-laba. Orang-orang yang lari mengejarnya adalah orang gila. Dan orang-orang yang melihat mimpinya ini adalah orang-orang yang tidak berakal. Maka orang-orang yang berlomba-lomba memparbesar rumahnya di dunia ini, adalah orang yang paling bodoh. Mengejar dengan susah payah membangun rumah yang akan ia tinggalkan. Dan dia lupa dengan surga yang telah Allah sediakan. Dia mengejar-ngejar sesuatu yang akan dia tinggalkan, lupa pada sesuatu yang abadi. Ini adalah tempat singgah saja.


Semuanya, satu demi satu pergi meninggalkan dunia. Laki-laki kaya mati, perempuan kaya mati, laki-laki miskin mati, perempuan miskin mati, rakyat mati, pejabat mati, pedagang mati, penjual pakaian mati, penjual makanan mati, semuanya satu demi satu akan mati. Kita lihat, kubur makin lama, makin banyak penghuninya. Pasar makin hari berkurang dan dikurangi orang-orangnya. Sehingga akan tiba suatu saat nanti, kita habis semuanya. Seperti apa pun ramainya sebuah pasar, seperti apa pun ramainya sebuah rumah, suatu saat nanti akan sepi…sepi…tidak tersisa kecuali sarang laba-laba dan suara desiran angin. Dan akan tiba lagi suatu masa tatkala laba-laba pun habis, desiran angin pun habis, kita akan menghadap pada Allah SWT. Kita akan ditanya,”Wahai hambaku, apa yang kamu bawa untuk menghadap padaKu?”. Maka jadikanlah cara hidup Rasulullah Swt sebagai cara hidup kita. Tidak ada manusia yang lebih perhatian, yang lebih sayang, yang lebih cinta, melebihi Rasulullah Saw.


Coba, adakah yang 23 tahun lamanya menangis tanpa berhenti? Rasulullah Saw 23 tahun lamanya terus menerus menangis untuk ummatnya. Dan adakah seorang bapak yang susah payah, jerih payah 23 tahun tidak berhenti untuk anaknya? Rasulullah Saw jerih payah, matia-matian berjuang untuk ummatnya. Rasulullah Saw yang diutus untuk menangisi ummatnya pun, sampai Allah tegur, “Jangan kau menangis sampai seolah-olah kau akan bunuh dirimu sendiri”. Sebagaimana seorang ayah yang menyuruh anaknya untuk rajin belajar. Tatkala anaknya berlebihan belajar pun, ayahnya pasti akan mengingatkannya untuk beristirahat.


Kemu dian Allah Swt bertanya, “Wahai kekasihku, apa yang kau tangisi?” “Ummatku Ya Allah.” Begitu sayang beliau kepada ummatnya. Tatkala ke Thaif dan penduduk mengusir beliau, gunung hampir ditimpakan kepada mereka dan beliau sendiri yang menahannya. Mereka mengusir, melempari dan mengejar beliau hingga pingsan berlumuran darah. Diangkat oleh Zaid RA dibawa berteduh di kebun orang kafir yang memusuhi beliau. Kebun itu milik ‘Utbah bin Rabiah yang mengnginkan kematian beliau. Namun begitu parahnya keadaan beliau, orang yang begitu benci pun tatkala melihat keadaan beliau menjadi trenyuh. Tidak mampu menahan air mata. “Wahai Muhammad, apa yang terjadi dengannya?” Dia sendiri yang memetik anggur dari kebunnya. Karena rasa malu saja dia tidak suguhkan sendiri. Dia suruh budaknya untuk menyuguhkannya. Ini seorang kafir musuh keras Rasulullah SAW. pun merasa kasihan pada beliau. Tetapi, bagaimana perlakuan ummat ini kepada beliau? Sunnah dirusak. Acara pernikahan diadakan, adakah yang tanpa iringan suara musik? Bila ditanya, kenapa melakukan ini, maka akan dijawab bahwa ini adalah untuk menyenangkan anak laki-laki atau anak perempuan saya.


Mengapa tidak dipikir, apakah tidak perlu untuk menyenangkan Allah dan Rasulnya? Mengundang paman, kakek, saudara, kerabat, kawan unutk menyenangkan mereka. Kita melakukan berbagai perbuatan untuk menyenangkan mereka. Kita katakan, mengapa tidak terpikir untuk menggembirakan Allah yang telah menjadikan anak baginya hingga usianya muda dan dinikahkan pad hari itu? Mengapa tidak terpikirkan untuk menggembirakan Rasulullah SAW. yang dari kampungnyalah kita hidup sebagai manusia. Yang dengan berkah tangisannya kita masih berbentuk manusia. Kalaulah beliau tidak habis-habisan menangis minta pemecahan masalah kita, tidak akan kita temui manusia hari ini di pasar-pasar. Di sana hanya akan kita dapati hewan berkeliaran. Semua orang ingin kita senangkan. Kenapa tidak kita senangkan Allah dan RasulNya?

Kemarilah, menuju kebahagiaan, kemuliaan. Islam telah menyiapkan derajat yang mulia untuk wanita dalam Islam. Tanggung jawab mencari nafkah dibebankan kepada suami. Kemudian dalam nikah ada mahar. Tahukah kita apa maksud mahar. Berapa pun mahar, puluhan juta, ratusan juta, ataupun milyaran rupiah tidak bisa menjadi harga seorang wanita. Dan tidak sah nikah tanpa mahar. Mahar adalah pertanda bahwa wanita itu menjadi tanggungan lelaki sampai mati. Wanita itu akan tinggal di rumah, makan dari jerih payah suami. Orang-orang Arab punya kebiasaan untuk tidak memberi bagian warisan kepada wanita. Dan zaman sekarang pun masih banyak daerah yang berbuat demikian. Warisan tanah yang menjadi hak wanita akan disiasati oleh saudaranya sehingga dibalik dengan namanya. Orang-orang yang melakukan kezaliman seperti ini kepada saudarinya atau anaknya tidak akan bisa menyelamatkan diri dari siksa kubur. Walaupun dia ahli shalat, ahli puasa, ahli dzikir, ahli Al Quran, menyumbang madrasah, pergi bertabligh, pergi haji dan kebaikan lainnya. Dia mati dalam keadaan mengingkari satu bagian besar Al Quran. Tidak ada yang bisa melindunginya dari siksa neraka. Dia akan dihimpit di kuburnya. Suara himpitan kubur yang dideritanya terdengar mulai dari bumi belahan timur hingga barat.


Saat penguburan Zainab putri Rasulullah Saw yang tertua, beliau nampak sedih. Keluar dari liang lahat nampak cerah wajah beliau. Sahabat bertanya tentang hal itu. Beliau menjawab, “Aku sangat khawatir dengan keadaan putriku. Lalu aku memohon pada Allah untuk menyelamatkan putriku dari himpitan kubur. Allah menyelamatkannya dari himpitan kubur.” Bila tidak, sekali kubur menghimpitkan dindingnya akan terdengar dari timur hingga barat.

Kubur bukanlah gundukan tanah. Kehidupan baru akan mulai. Pahala dan siksa akan dimulai..... (Ampuni semua Dosa-dosa kami ya Allah...)


(Bayan maulana Tariq jamil)
Share on Google Plus

About Rizal Palangiran

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

WHAT IS YOUR OPINION?