DERRY SULAIMAN, DARI UNDERGROUND KE JALAN DAKWAH

Syech Derry Sulaeman (Foto:
DERRY SULAIMAN
DENPASAR - Lama malang melintang di jalur musik cadas, sosok musisi Derry Sulaiman kini berubah drastis menjadi pendakwah dan menekuni musik religi. Di depan namanya pun sekarang disematkan nama Syech.

Lewat garapan teman mainnya, Reza "Noah", akhirnya keluarlah single yang diberi label "Dunia Sementara Akherat Selamanya" (DSAS).

Dari keisengan salah seorang koleganya yang mengunggah lagu DSAS ke "YouTube", mampu mencuri perhatian pencita musik Tanah Air dan dunia, hingga 10 ribu pengunggah memberinya status "like".

Putra kelahiran Solok, Padang, Sumatra Barat yang sempat lama bermain musik di Bandung dan Jakarta, akhirnya memilih hijrah ke Pulau Dewata, untuk mendalami keislaman dan memulai karier.

Yang menarik, Derry justru belakangan merasa menemukan keislaman sejati, tidak Islam KTP, saat berada di kampung turis tepatnya di Legian, Kuta.

Bagi pecinta musik underground di Bali khususnya nama Derry tidak asing lagi, maklum saja, dia kerap manggung dan membikin grup band beraliran keras.

Band-band anak muda yang pernah digawanginya sebut saja Betrayer, Gibraltar, dan Born By Mistake.

Meski dunia band beraliran keras kerap dipersepsikan akrab dengan alkohol dan narkoba, namun Derry menepis hal itu, karena dia sendiri bisa mematahkan mitos miring itu.

"Saya Alhamdulillah jauh dari itu semua, teman-teman band lain banyak juga yang tidka bersentuhan dengan hal itu. Tetapi dari penampilan saya memang waktu itu metal sejati rambut gondrong, tatto dan lainnya lah," katanya saat jumpa pers di Warug Surau Denpasar, Selasa malam 6 November 2012.

Derry menceritakan bagaimana dia tertarik ke musik cadas sejak tahun 1999 hingga 2004. Sebelumnya, dia juga main musik di Jakarta namun bukannya bertahan di kota metropolitan untuk mengembangkan bakatnya justru di hijrah ke Bali.

Tujuannya, untuk menjadi musisi underground metal yang profesional, bisa main hingga ke luar negeri. Kata sebagian orang, di Bali bisa melakukan apa saja karena itu dia serius menekuni musik cadas hingga beberapa lama.

Rupanya, dalam perkembangannya justru lari ke spiritual dalam kurun waktu cukup lama. Dia vakum lima tahun lebih dari dunia hingar bingar musik dan menekuni dunia spiritual.

"Saya akhirnya tobat dan mulai tekun belajar agama," ujarnya. Sampai ketika dia melakukan perjalanan spritual ke India bersama Zaenal, seorang pengusaha properti sukses di Bali. Derry menemukan inspirasi untuk menulis single lagu yang bertemakan kematian.

Ada tiga kota di India yang menjadi lokasi garapan video klip singel lagu berjudul DSAS yakni Agra New Delhi dan Benggala.

"Di India saya menemukan hakekat hidup bahwa perjalanan hidup ini terlalu kecil, ending-nya pasti orang akan mati," tuturnya.

Setelah kembali ke tanah air, dia sempat melakukan perjalanan spiritual bersama teman-temanya ke beberapa daerah di Indonesia.

Sekembalinya dari perjalanan itu, Derry tiba-tiba ingin melakukan lebih dari yang dilakukannya saat ini berdakwah di jalur konvensional. Terlebih dia punya multitalenta bisa bermain musik gitar dan punya karakter suara kuat melantunkan lagu rohani.

Demikian juga dukungan dari kalangan pengusaha di Bali agar dirinya mengoptimalkan potensi bakat di jalur musik semakin kuat.

Bahkan pendakwah ternama seperti Ustaz Jusuf Mansyur, Jeffry Albuchari (Utje) hingga Ustaz Solmed sangat mendukungnya untuk terus berkarya di jalur musik religi sembari berdakwah.

Saat pergi ke Bandung dia juga bertemu dengan teman-teman anak band sampai kemudian memintanya untuk terus berdakwah, namun juga tidak meninggalkan musik.

Kemudian ide menggarap lagu karyanya sendiri secara profesional dilakukan di Bandung, salah satu kota yang menempanya menjadi musisi.

Berkat tangan dingin musisi Ray "Nineball", Sunu "Matta Band", Wok "Matta band", Reza "Noah", dan Dannar Cassanova, akhirnya keluarlah single lagu yang cukup menyentuh dan dalam maknanya itu.

"Reza Noah yang banyak berperan dalam penggarapan lagu ini," katanya menegaskan.

Rencananya, Derry akan menggarap 10 lagu lainnya yang telah dipersiapkan bersama musisi handal Tanah Air, sehingga diharapkan sebelum bulan Ramadan tahun 2013, albumnya sudah bisa dilaunching.

Kini selain sibuk sebagai pendakwah agama Islam, Derry juga sibuk kegiatan melukis kaligrafi. Kini, warga Bali banyak mengenalnya sebagai pendakwah agama Islam dan seniman kaligrafi, dibanding musisi underground.

Soal lagu dakwah itu, Derry punya alasan tersendiri, kenapa mengangka tema kematian. Menurut dia, banyaknya tindak kejahatan seperti korupsi di negeri ini di semua tingkatan, tak lepas dari lunturnya nilai-nilai agama.

"Orang lupa dan melakukan kejahatan seperti korupsi itu karena tidak ingat mati. Orang boleh saja menjadi calon Bupati, menteri atau presiden tapi itu belum pasti, yang sudah pasti dia akan mati," imbuhnnya.

Menurutnya, alangkah bagusnya jika masyarakat biasa hingga pejabat bisa mendengarkan pesan-pesan universal dalam lagu ini, sebab hal itu akan mencegah mereka melakukan kejahatan atau penyimpangan lainnya.

Dia juga mengingatkan, dengan mengingat mati yang datangnya bisa kapan saja itu tidak memandang umur dan status apapun, bukannya lemah atau menjauh dari urusan dunia.

Sebaliknya, justru mereka yang ingat mati akan lebih bersemangat bekerja dalam hidupnya, mengisi dengan hal positif untuk bekalnya di akherat yang sejatinya merupakan kehidupan sesungguhnya atau selamanya.

"Jangan sampai angan angan melewati batas umur," katanya seraya mengingatkan.
(tre)

sumber : klik aja
Share on Google Plus

About Rizal Palangiran

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. Mantap...
    Lanjutkan bang Derry.
    Smoga bisa mnruskan prjuangan Alm. Gito Rollies.
    Aamiin...

    BalasHapus

WHAT IS YOUR OPINION?