DAKWAH TANPA PAKSAAN = JAMAAH TABLIGH ?

Sekelompok pria bersorban putih dan berjanggut, keluar masuk kampung dan pasar bahkan mendatangi rumah warga. Wajah mereka ramah bersahabat menyapa setiap warga yang dijumpai lalu mengajak untuk meramaikan mesjid. Itulah aktivitas yang digalang oleh Jamaah Tabligh tanpa pernah berhenti. Laporan Lola Alfira, Radio Fas FM Meulaboh.

Sore itu sekelompok pemuda sedang asyik bermain bola di halaman belakang Mesjid Nurul Huda di kota Meulaboh. Permainan tiba-tiba berhenti tatkala dua orang pria berpeci dan memakai sarung mendekati dengan menyampaikan salam terlebih dahulu.

Dari sepuluh pemuda hanya tiga saja yang mendekat. Sisanya mundur ke belakang mengamati teman mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Dua pria tersebut adalah anggota Jamaah Tabligh yang sedang melakukan aktivitas dakwah usai shalat ashar. Mereka menjumpai setiap warga untuk diajak ke mesjid mendengar ceramah singkat, mengajarkan cara shalat yang benar, serta belajar membaca Alquran.

Silaturrahmi

Walau cara jamaah ini bersyiar kadang kurang mendapat simpati dari warga, namun mereka terus berupaya tanpa memakai unsur paksaan, ungkap Nurul Hadi salah seorang pemuka agaman Jamaah Tabligh di Aceh Barat.

"Setelah selesai ashar atau magrib kita silaturahmi ke rumah-rumah di lingkungan mesjid. Kalau di tempat tinggal sendiri kita lakukan seminggu sekali. Kalau ke mesjid tetangga kita tentukan dulu sebelumnya. Ada juru bicaranya satu orang yang disebut mutakallim, yang berbicara pertama melakukan tha’aruf (perkenalan). Kemudian ta'aluq menyambung persaudaraan dengan mengucapkan kata 'La ilaa ha ilallah'. baru setelah itu menyampaikan keuntungan silaturahmi. Dan yang keempat diajak ke mesjid," ujar Nurul Hadi.

"Meski ada yang beranggapan kami seperti aliran sesat bahkan ada yang menyebut kami teroris, tanggapan tersebut harus dijelaskan apa adanya, kita tidak pernah menutupi gerakan dakwah ini. Kita orang islam biasa, belajar agama artinya tidak ada penambahan atau pengurangan."

Dalam menyampaikan dakwah dan syiar agama jamah tabligh tidak diperbolehkan membahas masalah politik dan soal khilafiah atau memancing perdebatan masalah agama. Tapi dalam kehidupan sehari-hari anggota jamaah tabligh dibebaskan untuk mengikuti kegiatan politik pilihan masing-masing.

Menyatukan umat

Alasan mengapa tidak boleh berpolitik dijelaskan, karena salah satu maksud dakwah adalah

menyatukan umat. Dakwah itu tidak akan berjalan apabila ada perselisihan dalam satu kelompok atau dalam satu jamaah. Setiap orang punya pemikiran politik yang berbeda.

"Tapi bukan berarti kita tidak boleh berpolitik. Cuma ketika berdakwah yang pertama tidak membicarakan masalah politik dan kedua kita tidak membahas masalah khilafiah atau perbedaan mazhab. Untuk mencegah perpecahan antara jamaah. Tapi bukan berarti kita tidak belajar atau dilarang berbicara."

Busana Arab

Ciri khas dari jamah tabligh sendiri dapat dikenal lewat cara mereka berjalan. Misalnya suka berkelompok, memakai seragam gamis layaknya busana pria arab, memelihara janggut, bersorban, membawa tas besar berisi pakain serta berpindah-pindah mesjid dalam waktu tertentu.

Yang menarik jika makan mereka menyediakan satu nampan besar berisi makanan lalu di santap secara bersama.

Meski menurut penuturan mereka, jumlah anggota jamaah ini sudah mencapai jutaan orang dan tersebar di berbagai wilayah di tanah air, jamah tabligh menolak bantuan donasi dari manapun untuk menjalankan aktivitas mereka.

Segala kegiatan dan kebutuhan memakai uang pribadi anggota berdasarkan kemampuan masing-masing.

"Kita menggunakan biaya pribadi, menurut kemampuannya. Dan para anggota tidak berangkat bersyiar secara spontanitas, tapi pakai persiapan. Misalnya kalau berangkat selama tiga hari itu membutuhkan persiapan selama 23 hari. Dipersiapkan masalah harta dan kebutuhan keluarga yang ditinggal. Kalau berangkat selama 40 hari maka maka persiapan selama setahun harus disiapkan. Itupun tergantung daerah mana dan tergantung kemampuan, disesuaikan dengan biaya yang dimiliki anggota."

Jiwa spiritual

Jamaah tabligh didirikan pada akhir tahun 1920-an oleh Maulana Muhammad Ilyas Khandalawi yang berasal dari wilayah Mewat sebuah propinsi di India. Dalam waktu kurang dari dua dekade, jamah tabligh berkembang menjadi organisasi non politik yang besar di Indonesia maupun dunia.

Tujuan utama gerakan ini adalah membangkitkan jiwa spiritual dalam diri dan kehidupan setiap Muslim tanpa ada unsur paksaan atau memaksakan kehendak.

Di Aceh Barat, Jamaah tabligh mulai masuk dan terlihat aktivitasnya pada 1992. Mesjid Nurul Huda yang merupakan mesjid tertua di Meulaboh merupakan pusat berkumpulnya para anggota jamah tabligh dalam membangun semangat mensyiarkan agama Islam.

source : just click
Share on Google Plus

About Rizal Palangiran

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

WHAT IS YOUR OPINION?